AKTIVIS RELAWAN MAHASISWA INDONESIA

TMII

TMII

Jumat, 30 Oktober 2009

Perjuanganku

Sekarang aku baru mulai meraskan betapa beratanya beban kehidupan ini, sekarang aku sudah semester awal kulaih, sudah 2 bulan lebih aku kuliah dan sekarang aku mulai resah. Aku resah karena aku mulai berpikir darimana aku mendapatkan uang untuk biaya semester nanti. sedangkan aku hidup dengan 200ribu perbulan.
Aku ngak tahu apa yang harus di lakukan agar aku punya penghasilan, aku makin tambah bingung.Tapi aku yakin aku dapat menjalani semua ini sampai selesai aku yakin akan janji Allah "Di balik kesusahan Pasti ada kemudahan" dari kalimat ini aku yakin bahwa ada zat yang akan memberikan aku kehidupan yang baik menurut-Nya.
Aku juga melihat masuh ada yang lebiha susah daripada aku yaitu teman sekelasku di kampus,lain kali mugkin aku bisa menceritakanya.
Aku memang anak daerah yang merantau sudah belasan tahun,keinginanku untuk kuliah dan mencari ilmu cukup besar.yang pasti aku harus selalu berprasangka baik kepada Allah apapun yang Dia kehendaki adalah yang terbaik bagi diriku di masa yang akan datang,Amiin aku harus semangat.

Sabtu, 24 Oktober 2009

Bagaimana Kinerja Kabinet Baru???


Kabinet Bersatu jilid 2 bebepa hari lalu telah di lantik, ucapan apa yang patut kita sampaikan kepada kabinet baru ini, ucapan selamat kah atau ucapan belasugkawan. Kabinet Besatu Jilid 2 baru di lantika saja sudah banyak yang pro kontra di seantaro indonesia.
Apa yang menyebabkan banyaknya pro kontra?? Pemilihan kabinet seakan-akan sudah di kondisikan jadi tanmpa di seleksipun sudah kethuan yang akan duduk di kabinet bersatu. Seakan-akan ini hayalah permainan politik semata. Kenapa bayaknya kontra terhadap kabinet baru ini?? Kalau kita telususri ternyata ada beberapa mentri yang kedudukan sangat strategis untuk keselamatan bangsa ini, ternyata di duduki oleh orang yang bukan ahli di dalam bidangnya.
Apakah benar kabinet sekarang ini sama dengan neolib, banyaknya orang-orang dalam kabinet yang di tempatkan tidak pada bidangnya masing-masing, Contohnya Andi Malarangen mejdai menpora padahal dia memiliki latar belakang sebagai seorang tehnik, seharusnya di pilih dari orang yang memiliki keahlian dalam bidangnya.

Semoga saja kebinit Baru ini dapat memajukan Bangsa Amiiii!!!

Selasa, 20 Oktober 2009

Pelantikan Presiden periode 2009-2014

Selamt kepada presiden terpilih yang akan dilantik hari ini. Kita akan mulai hidup baru dengan presiden yang baru,semoga indonesia semakin maju untuk 5 tahun kedepan. Pelantikan peresiden periode 2009-2014 sangat sederhana sekali,pelantikan yang berlangsung di gedung MPR/DPR hanya menghabiskan dana Rp300 Juta dibandingkan dengan pelantikan anggota DPR yang menghabiskan Rp40 M lebih, sungguh angka yang jauh perbedaanya.Semogga ini menjadi awal bahwa pejabat negara akan menjalankan hidup yang sederhana dan tidak menghabiskan uang negara.
Saatnya kita mendukung pemerintahan yang barusemoga bisa menjalankan pemerintahanya dengan baik, masalh perekonomian dapat di dilesaikan serta permasalah sosial lainya.

Kamis, 15 Oktober 2009

KELUARGA LUMPUH

Seorang diri, sang ibu merawat dan menghidupi empat anak dan suaminya yang lumpuh selama puluhan tahun.

Bayangkan kalau semua anak Anda menderita lumpuh. Tentu, Anda akan sangat bingung dengan masa depan mereka. Di Purwakarta, ada seorang ibu yang bukan hanya empat anaknya yang lumpuh. Melainkan juga, suami yang menjadi tulang punggung keluarga. Allahu Akbar.

Hal itulah yang kini dialami seorang ibu usia 70 tahun. Namanya Atikah. Di rumahnya yang sederhana, ia dan keluarga lebih banyak berbaring daripada beraktivitas layaknya keluarga besar.

Mak Atikah bersyukur bisa menikah dengan seorang suami yang alhamdulillah baik dan rajin. Walau hanya sebagai pencari rumput, Mak Atikah begitu menghargai pekerjaan yang dilakoni suaminya. Bahkan, tidak jarang, ia membantu sang suami ikut mencari rumput.

Beberapa bulan setelah menikah, tepatnya di tahun 1957, Allah mengaruniai Mak Atikah dengan seorang putera. Ia dan suami begitu bahagia. Ia kasih nama sang putera tercinta dengan nama Entang.

Awalnya, Entang tumbuh normal. Biasa-biasa saja layaknya anak-anak lain. Baru terasa beda ketika anak sulung itu berusia 10 tahun.

Waktu itu, Entang sakit panas. Bagi Mak Atikah dan suami, anak sakit panas sudah menjadi hal biasa. Apalagi tinggal di daerah pedesaan yang jauh dari pelayanan medis. Entang pun dibiarkan sakit panas tanpa obat.

Panas yang diderita sang anak ternyata kian hebat. Tiba-tiba, Entang merasakan kalau kakinya tidak bisa digerakkan. Setelah dicoba beberapa kali, kaki Entang memang benar-benar lumpuh.

Musibah ini ternyata tidak berhenti hanya di si sulung. Tiga adik Entang pun punya gejala sakit yang sama dengan sang kakak. Dan semuanya sakit di usia SD atau kira-kira antara 7 sampai 10 tahun. Satu per satu, anak-anak Mak Atikah menderita lumpuh.

Usut punya usut, ternyata anak-anak yang tinggal di Desa Cileunca, Kecamatan Bojong, Purwakarta itu sebagian besar terserang penyakit polio. Tapi, semuanya sudah serba terlambat. Lagi pula, apa yang bisa dilakukan Mak Atikah dengan suami yang hanya seorang pencari rumput.

Sejak itu, Mak Atikah mengurus empat anaknya sekaligus seorang diri. Dengan sarana hidup yang begitu sederhana, bahkan sangat kekurangan, keluarga ini mengarungi hidup puluhan tahun dengan kesibukan anak-anak yang lumpuh.

Ujian Allah buat Mak Atikah ternyata tidak berhenti sampai di situ. Di tahun 90-an, giliran suami Bu Atikah yang mengalami musibah. Saat mencari rumput, Pak Didin terjatuh. Orang-orang sekitar pun menggotong Pak Didin pulang. Dan sejak itu, Pak Didin tidak bisa lagi menggerakkan kaki dan tangannya. Ia cuma bisa berbaring.

Lalu, bagaimana dengan pemasukan keluarga kalau sang suami tidak lagi bisa berkerja. Bu Atikah pun tidak mau diam. Kalau selama ini ia hanya bisa mengurus anak-anak di rumah, sejak itu, ibu yang waktu itu berusia hampir enam puluh tahun pun menggantikan sang suami dengan pekerjaan yang sama. Di usianya yang begitu lanjut, Bu Atikah mengais rezeki dengan mencari rumput.

Sehari-hari, ia berangkat pagi menuju tanah-tanah kosong yang dipenuhi rumput. Ia kumpulkan rumput-rumput itu dengan sebilah arit, kemudian dibawa ke pemesan. Tidak sampai sepuluh ribu rupiah ia kumpulkan per hari dari mencari rumput. Dan itu, ia gunakan untuk mengepulkan asap dapur rumahnya. Hanya sekadar menyambung hidup.

Di bulan Mei tahun ini, sang suami yang hanya bisa berbaring dipanggil Allah untuk selamanya. Kini, tinggal Mak Atikah yang mengurus keempat anaknya yang tidak juga sembuh dari lumpuh.
Allah menguji hambaNya dengan sesuatu yang mungkin sulit untuk dicerna pikiran orang lain. Subhanallah. (saad/mnh)

Selasa, 06 Oktober 2009

Diriwayatkan bahawa Kaisar Rom menulis surat kepada Ma'awiyah bin Abi Sufyan yang dibawa oleh seorang utusan. Isi surat tersebut: "Beritahukan kepada

Sesungguhnya pemimpin umat Islam itu bukan sahaja Rasulullah s.a.w. mengatur taktik dan strategi sebagai Panglima atau Jeneral, bahkan bagindalah yang sering maju kebarisan hadapan bertentangan muka dengan musuh.

Saiyidina Ali bin Abu Talib r.a. adalah pahlawan yang selalu turut berperang disamping Rasulullah s.a.w. Beliau pernah menceritakan betapa beraninya Rasulullah di dalam suatu peperangan, katanya: "Baginda sangat berani mendekati kubu-kubu pertahanan musuh. Sewaktu tentera Islam menghadapi tentangan dalam peperangan Hunain dan banyak pejuang-pejuang Islam yang lari, baginda sendiri tidak keluar dari barisan pertahanan bahkan mengatur arahan dari atas kuda di tengah-tengah serbuan musuh. Akhirnya baginda berjaya mengumpulkan pasukan yang perpecah-belah itu untuk meneruskan perlawanan."

Sewaktu tentera Islam terkepung dalam peperangan Uhud, Rasulullah s.a.w. sendiri mendapat luka, sahabat serta musuhnya menyangka baginda sudah tewas. Maka pada saat-saat yang mencemaskan itu, baginda memaksa dirinya tampil ke depan seraya berteriak: "Di sini Muhammad! Rasulullah! Aku masih hidup!."

Pernah pada suatu malam penduduk kota Madinah menjadi gempar sebab terdengar bunyi riuh-rendah musuh yang cuba menyerang kota Madinah. Pasukan tentera Islam segera berkejar ke tempat tersebut dan mendapati Rasulullah s.a.w. telah berada lebih dahulu di situ. Baginda berkata kepada pasukan yang datang itu: "Musuh telah lari, keadaan telah aman, mari kita pulang."




@@@-----------------------------------------------------------------------------@@@

Abdullah Ibnu Abbas Menjawab Soalan Dari Kaisar Rom

Diriwayatkan bahawa Kaisar Rom menulis surat kepada Ma'awiyah bin Abi Sufyan yang dibawa oleh seorang utusan. Isi surat tersebut: "Beritahukan kepada saya tentang suatu yang tidak ada kiblatnya (pengimaman), tentang yang tidak punya ayah, tidak punya keluarga (ibu-bapa) dan orang yang dibawa-bawa oleh kuburannya. Juga tentang tiga makhluk yang tidak dicipta dalam rahim, tentang sesuatu, setengahnya dan yang tidak terbilang. Kirimlah kepadaku dalam botol suatu bibit (sumber dari segala sesuatu)".

Ma'awiyah r.a. kemudian mengirimkan surat dan botol tersebut kepada Abdullah Ibnu Abbas r.a., pakar dan tokoh ulama fikah agar menjawab surat itu.

Ibnu Abbas r.a. menjawab seperti berikut: "Yang tidak punya kiblat (pengimaman) adalah Ka'bah. Yang tidak punya Ayah adalah Isa a.s. Yang tidak punya keluarga (ibu-bapa) ialah Adam a.s. Yang dibawa-bawa oleh kuburannya ialah Yunus a.s. yang ditelan oleh ikan hiu.

Adapaun tiga makhluk yang tidak dicipta dalam rahim ialah domba Nabi Ibrahim a.s., unta betina Nabi Saleh as., dan ular Nabi Musa a.s.

Adapun 'sesuatu' itu ialah orang berakal yang menggunakan akalnya. Setengah (separuh) dari sesuatu ialah orang yang tidak berakal tetapi mengikuti pendapat orang-orang yang berakal. Adapun yang tidak terbilang (apa-apa) ialah orang yang tidak berakal dan tidak mahu mengikuti fikiran orang-orang yang berakal.

Kemudian, beliau mengisi botol sehingga penuh dengan air dan berkata, "Air adalah bibit (sumber) dari segala sesuatu." Jawapan surat Ma'awiyah dikirimkan kepada Kaisar yang menanggapinya dengan penuh kekaguman.




@@@-----------------------------------------------------------------------------@@@

Senin, 05 Oktober 2009

10 Cara Melepaskan Belenggu Diri Sendiri



1. Hadapi kenyataan: Mungkin saja yang menjadi “polisi tidur” penghambat jalan sukses anda adalah diri anda sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat anda menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dengan hati-hati apakah anda merupakan sumber semua masalah tersebut.

2. Anda dapat melakukan apa yang anda inginkan. Namun bagaimanapun, anda mungkin tidak mampu melakukan semua yang anda inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan sebenarnya adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua proyek saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.

3. Agar mendapat gambar yang jelas, anda pelu fokus. Begitu anda mengetahui proyek-proyek mana yang akan anda erjakan, anda harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah apa dan kapan anda harus mengerjakan.

4. Apa yang tertulis di atas kertas adalah rencana, sedangkan apa yang tertulis di kepala adalah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju pencapaian hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyak orang akan memulai suatu proyek namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian.

5. Bila anda bergerak itu belum berarti maju. Gejala pasti anda dalam belenggu kesulitan adalah saat anda telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. (Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis.) Agar anda dapat bergerak maju, anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula.

6. Tidak memilih adalah pilihan. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. “Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik,” begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya? Bila anda tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.

7. Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipatgandakan sesuatu yang akan berakibat negatif. Lipat gandakalah seuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi anda.

8. Bila tidak berhasil, jangan kerjakan. Salah satu pertanda “manusiawi” adalah “mengerjakan hal yang sama secara terus-menerus, namun mengharapkan hasil yang berbeda.” Saya cenderung untuk menyatakan itu sebagai pertanda “humanitas”. Terkadang banyak orang tidak mampu mengakui bahwa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya karena alasan harga diri, “sudah dari sononya”, atau sikap keras kepala. Jika itu adalah anda, maka terimalah moto baru: “Jangan lakukan!” Bila segala sesuatunya tidak berjalan, hentikan, setel kembali persenelling, baru kemudian bergerak maju.

9. Bila anda tidak tahu, mintalah pertolongan. Kita tidak dapat mengetahui segala hal. Kita pun tak kan mampu memecahkan semua persoalan. Ada banyak konsultan, penasehat, dan pembimbing yang dapat diajak kerja sama oleh anda untuk memecahkan persoalan anda. Mintalah pertolongan mereka.

10. Bila tidak membuat anda bahagia, jangan kerjakan. Melaju di jalur menuju kesuksesan anda tidaklah mudah. Mungkin anda tidak mendapatkan keceriaan di setiap langkah anda sehingga membuat anda ingin kembali mundur ke garis start. Namun demikian, secara keseluruhan anda seharusnya merasa bahagia karena ini adalah jalan yang anda pilih. Bila anda tidak merasa bahagia maka anda perlu mengevaluasi tujuan anda atau bagaimana anda mencapai tujuan
tersebut. (diadaptasi dari: 10 Tips to Getting Out of Your Own Way - Jim Allen)