AKTIVIS RELAWAN MAHASISWA INDONESIA

TMII

TMII

Selasa, 24 Januari 2012

APLIKASI PENYEMBUHAN KECANDUAN NARKOBA DENGAN JALAN TAREKAT

BAB. I TARIKAT
A.SEJARAH TARIKAT
Lalu, kapan timbulnya tarekat ? Latar belakang lahirnya tarekat (thariqah) pada abad 3 dan 4 H, saat Baghdad makmur, pada saat itu kehidupan dunia lebih mencolok dari kehidupan ukhrowi, sehingga banyak terjadi dekadensi moral. Para ulama berusaha mengembalikan moral kepada moral Islami, dengan cara mengajar dan melatih syariat Islam dan mencoba meresapkannya ke dalam lubuk sanubari melalui jalan “tarekat” yang selanjutnya tarekat menjadi semacam perkumpulan amal yang dipimpin oleh seorang mursyid atau guru atau Syaikh dalam sebuah ribath atau zawiyah (pondokan).
Selanjutnya abad 6 dan 7 H (Masehi abad 12 dan 13) jaringan tarekat meluas keseluruh penjuru dunia Islam. Nama-namanya berbeda sesuai dengan pendirinya. Namun dalam kenyataannya mereka memiliki tujuan yang sama, yang berbeda hanya masalah praktek, seperti pakaian, wirid, dzikr dan hisib. Sepintas mirip sekolah yang bertujuan sama dalam hal tujuan pendidikan rohani, yang berbeda adalah sarana prakteknya, sehingga perbedaan gaya dan metode yang dibuat oleh sang guru agar pendidikannya itu efektif.
Dari gambaran waktu sejarah itu ada jeda sekitar 150 tahunan, dari awal kelahiran tasawuf dibandingkan dengan awal tharekat berdiri. Mari kita coba urai kejadian apa saja selama 150 tahun itu :
Sebenarnya ini juga sulit mengurainya, karena masing corak dan sejarahnya tasawuf itu berbeda antara satu dengan lainnya ( tasawuf akhlaqi, tasawuf falsafi, tasawuf suni, tasawuf amali) maka untuk kemudahan bicara kita asumsikan hanya satu tasawuf secara umum saja :
Berikut adalah kejadian-kejadian penting yang perlu diketahui :
•Abad 1 H, Pembaiatan Hasan Bin Ali membaiat Muawiyah sebagai khalifah, para sahabat Sayidina Ali memisahkan diri , ini awal kaum muktazilah awal.
•Mereka yang memisahkan diri enggan berperang dengan Sayidina Ali, mereka berkata “Tidak sah memerangi Ali dan berperang bersamanya”, mereka adalah awal kaum muktazilah.
Diantaranya : Saad bin Malik, Abdullah bin Umar, Usamah Ibn Zaid dll.
•Abad 1 H, masa pembentukan, Hasan Bashri (wafat 110 H) ajarannya khauf, mempertebal takut kepada Tuhan, memperbaharui kerohanian muslim. Bibit tasawuf mulai muncul, dibuat garis-garis besar tharikat, jalan ibadah sudah mulai disusun, berlaku zuhud, mencela dunia.
•Rabi'ah Al Dawiyah (wafat 185 H) terkenal dengan ajaran cintanya terhadap Tuhan, ini merupakan cikal bakal filosof abad ke 3 dan 4, merupakan pendahuluan tasawuf falsafi dengan membuat kedalaman analisis.
•Abad 2, tasawuf tidak jauh berbeda corak kezuhudannya, walaupun penyebabnya berbeda
•Abad 3 dan 4 H, memiliki corak berbeda sekali dengan tasawuf sebelumnya. Tasawuf bercorak ke fanaan, yang menjurus kepada persatuan hamba dengan Khaliq.
Hidup dijaman ini Abu Yazid Al Bustami (261 H), pembahasannya : Fana fi Al Mahbub, Ittihad bi Al Mahbub, musyahadah (melihat Tuhan), bertemu Tuhan (liqo), Ana Al Haq, hulul (Al Hallaj zaman ini juga).
•Akhir abad ke 3, mulai pembahasan wahdat Al Wujud, Wahdat al Syuhud (kesatuan saksi), berhubungan dengan Tuhan (ittishal), Keindahan dan kesempurnaan Tuhan (Jamal wa Kamal), manusia sempurna (Insan Kamil) dan latihan teratur (Riyadhah)
•Junaid Al Baghdadi mulai meletakkan dasar-dasar ajaran tasawuf dan Thariqah, cara belajar mengajar tasawuf (Ini era 3-4 H), mursyid, murid, sehingga dia dinamakan Syaikh Ath Thaifah (ketua rombongan suci).
Disini letak perbincangan kita berada, anda membahas di sini (abad 3-4), saya membahas abad pertengahan. Membuatnya tidaklah klop pembahasan dan tidak satu bahasa.Timbul pertanyaan terakhir, pada kenyataannya bahwa hampir semua tarekat mu'tabarah mencantumkan Imam Ali dalam silsilah nya?
Tarekat Mu'tabarah adalah tarekat yang dianggap benar atau yang masih mendapat hitungan baik karena ajarannya benar sumber pada Al Quran dan Sunah Rasul, memiliki sambungan sanad dengan ajaran Ali bin Abi Thalib, dan Abu Bakar, karena hanya ke dua sahabat itu sajalah yang mendapatkan ilmu secara khusus (talkin) langsung dari Nabi Muhammad yang mendapatkan ilmunya langsung dari Malaikat Jibril dan Allah SWT. Pembaiatan Hasan Bin Ali membaiat Muawiyah sebagai khalifah, disinilah awal muawal Sunni Syiah bersatu didalam silsilah Ali.

B.PENGERTIAN TARIKAT
Dari segi bahasa tarikat berasal dari bahasa arab al-thariqat yang artinya cara,jalan, jalan, keadaan, aliran dalam garis sesuatu. Jadi dalam tasawuf tarekat adalah cara, metode, atau jalan yang dilakukan para sufi guna mensucikan hati, mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kehadiran Allah dalam qolbu. Di setiap kalagan memiliki pengertian yang berbeda-beda diantaranya adalah:
1.Jamil Shaliba mengatakan secara harfiah tarikat berartijalan yang terang, lurus yang memugkinkan sampai pada tujuan.
2.Menurut kalangan Muhaddisin tarikat digambarkan dalam dua arti yang asasi:
a.Pertama menggambarkan sesuatu yang tidak dibatasi terlebih dahulu (lancar)
b.Kedua didasarkan pada sistem yang jelas dibatasi sebelumnya.
3. Mustafa Zahri mengatakan tarikat adalah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadahsesuai dengan ibadah yang di contohkan oleh nabi Muhammad dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in dan tabi’it serta turun temurunya sampai pada masa kini.
4. Di kalangan Sufiyah, arikat adalah berarti sistem dalam rangka mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh iklas semata-mata mengharapkan dapat brtemu dan bersatu secara ruhiyah dengan Allah.
5.Harun Nasution mengatakan tarikat adalah jalan yang harus di tempu oleh seorang sufi dalam tujuan berada dengan Allah.
6.Buya Hamka mengatakan diantara makhluk dan khalik ada perjalanan hidup yang harus ditempuh. Inilah yang kita katakan tarikat.
Dengan memperhatikan dari berbagai pendapat tersebut diatas, kiranya dapat di ketahui bahwa yang dimaksud denga tarikat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan ibadah dan lainya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifat-Nya di sertai dengan penghayatan yang mendalam.
C.TUJUAN TARIKAT
Dalam amalannya tarikat di tujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mugkin (secara rohaniah) dengan Allah. Tujuan tarekat adalah mempelajari kesalahan-kesalahan pribadi baik dalam melakukan hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan memperbaiki kesalahan-kesalahan. Pekerjaan
ini dilakukan oleh mursyid yang pengetahuannya dan pengalamannya jauh lebih baik daripada murid yg akan diasuhnya dan dibawa kepada perbaikan-perbaikan yang dapat menyempurnakan keislamannya dan memberikan dia kebahagiaan dalam menempuh jalan kepada Allah.
D.KOMPONEN TAREKAT
Tarekat memilki komponen-komponen yang berguna untuk membibing kita mengapai tujuan dalam bertarikat. Komponen-komponen tersebut adalah
1.Mursyid
Mursyid secara bahasa berarti pembibing, pemandu atau guru. Dalam tarekat mursyid sebagai dokter ruhani yang mengenal berbagai penyait qolbu, memiliki kemampuan untuk memgobati dan mengembangkannya agar kita menggapai kesempurnaan. Seorang Mursyid dalam tarekat qodariyah wa nasqyabadyah di tetapkan menjadi Mursyid oleh Mursyid sebelumnya dengan pertimbangan yang matang secara lahir dan batin, setelah melihat kualitas ilmu, amal, dan ruhaninya. Dengan pola seperti ini seorang pengamal tarekat tidak dapat mengangkat dirinya menjadi Mursyid.
2.Murid
Murid berasal dari istilah kosa kata Bahasa Arab arada, yuridu, murid-an yang berarti seorang berkehendak atau mengiginkan sesuatu. Dalam tasawuf murid adalah oarang-orang yang menempi jalan, yakni orang menghendaki berjumpa dengan Allah melalui ibadah, riyadhah, mujahadah dan munajat.
3.Wirid
Wirid berasal dari kosa kata bahasa Arab, berasal dari kata kerja warada, yan berarti datang berulang-ulang. Jadi secara bahasa wirid adalah sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang ataupun secara rutin. Menurut istilah wirid adalah dzikir yang dilakukan secara rutin dalam bacaan, waktu, cara dan tempat.
4.Bay’at
Bay’at secara bahasa berarti transaksi, perjanjian atau janji setia diantara dua orang atau dua pihak. Bay’at merupakan pranata sosial di kalangan bangsa Arab pra Islam, biasanya tejadi di antara kepala suku dan anggota suku. Menurut Al-qur’an “bahwa orang-orang yang berbay’at kepada muhammad adalah orang berjanji setia kepada Allah.
Dalam tarekat bay’at adalah konntrak belajar antara mirid dengan Mursyid. Murid berjanji terhadap dirinya sendiri untuk mengamalkan dzikir yang diajarkan guru dengan sebaik-baiknya. Janji itu hakikatnya kepada Allah bukan kepada Mursyid, sebagaimana para sahabat yang berbay’at kepada Rasulullah SAW, pada dasarnya mereka berjanji setia kepada Allah.

5. Silsilah Tarekat
Silsilah menurut bahasa adalah mata rantai yang menghubungkan rantai-rantai hingga men jadi satu-kesatuan. Dalam tarekat silsilah ialah mata rantai yang menghubungkan secara kesinambungan dalam segi ruhani antara mursyid yang satu dengan mursyid sebelumnya hingga sampai kepada Rasulullah SAW.
Fungsi sislsilah adalah menjaga kesinambungan nilai keruhanian nilai sebuah tarekat dalam pengamalanya. Silsilah juga berfungsi membuktikan keabsahan nilai kerohanian sebuah tarekat, sehingga tarekat itu dikelompokkan kedalam tarekat mu’tabarah atau ghairumu’tabara.
6.Adab
Dalam komponen adab ini para pengamal tarekat harus lebih mengutamakan amaliyah daripada perdebatan tentang wacana. Para sufi bukanlah kelompok orang yang banyak bicara dan berfikir, akan tetapi mereka adalah kelomok yang memperhatikan kualitas amal dan kesucian hati.
7.Tempat
Tempat adalah suatu sarana berkumpulnya para penempuh jalan ruhani (salik), yang diberi nama Funduk atau Zawiyah, Ribath, dan Khimah (tenda, kemah). Tempat ini merupakan majelis dzikir, majelis riyadhah, dan majelis munajat para sufi, termasuk murid an mursyid. Tempat digunakan untuk pertemuan liqa’at dan halaqoh, di dalam tempat mengacu pada pengamalan.
BAB. II NARKOBA
A.PENGERTIAN NARKOBA
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
'Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif'.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat
yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar
batas dosis.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
'Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif'.
Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat
yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar
batas dosis.
B.NARKOBA DAN PERMASLAHANYA
Perkembangan jaman yang begitu cepat membuat masyarakat harus mengalami perunagan yang sangat cepat damn pola-pola hidup yang serba instan. Dari perkembangan jaman yang begitu cepat banyak menimbulkan dampak ada yang negatif dan positif . Dari dampak negatif adalah berkembangnya sikap materialisme di kota-kota besar, segala sesuatu diukur dengan segala materi yang mereka punya. Orang tua sibuk sendiri mencari uang untuk kebutuhan keluarganya, yang penting ada uang dan anak diberi uang sudah cukup. Mereka berpikir segala sesuatu dapat di selesaikan denga uang. Padahal anak juga tak kalah membutuhkan pentingnya kasih sayang, perhatian, bimbingan dari orang tua.
Keadaan seperti di atas membuat orang tua melepaskan anknya dengan bebas, padahal sifat seorang anak remaja adalah serimg mencoba-coba. Melakukan hal-hal yang menentang agar dapat di akui, dikatakan hebat, jagoan dan sekadar hanya mencari perhatiaan. Pada masa-masa seperti inilah pengaruh teman sebaya lebih kuat daripada pengaruh orang tua dan guru.
Mengapa remaja banyak mengkonsumsi narkoba? Ada banyak alasan kena pa anak remaja bisa terjerumus keapada narkoba. Tetapi sebagaian besar anak renaja tidak tahu barang yang konsumsi adalah narkoba. Dan alasan tersebut dapat di golongkan menjadi tiga :
A.Alasan internal dalam dirinya
Alasan dalam diri sendiri adalah:
1.Ingin Tahu
Karena serasaan dan dorongan yang kuat untuk ingin tahu segala sesuatu yang dijumpainya atau yang diinginkanya. Karena dorongan dan keingintahuan yang besar maka mereka akan mencoba. Padahal jika mereka mencoba sekali saja mereka akan ktagihan.
2. Ingin di Anggap Hebat
Perasaan ingin diakui, di anggap hebat, ingin menjadi pusat perhatian adalah sikap-sikap yang dimiliki remaja pada masa sekarang. Sifat-sifat seperti ini membuat anak remaja merasa tertantang sehingga dia mencoba, misalnya menggunakan narkoba agar di angap hebat gantle man.
3.Rasa Setia Kawan
Rasa setia kawan bagi remaja sangat di banggakan, karena mereka sama-sama mencari identitas diri, mereka merasa senasib dan sepenangungan, mreka ikut merasakan apabila dalam satu kelompok ada yang men dapat musibah. Sifat setia kawan merupakan sifat yang positif, tetapi apabila sifat yang positif tersebut digunakan untuk hal-hal yang negatif akan berakibat buruk bagi diri dan orang lain.
4.Frustasi, Kecewa, dan Kesal
Kegagalan meraih sesuatu dapat membuat seseorang frustasi dan kecewa yang berlebihan. Jika sesuatu yang kita perjuangkan tidak berhasil, pasti kita akan kecewa. Tetapi itu berlaku hanya bagi orang yang berpikir dengan tidak berhasilnya dia mendapat apa yang di inginkan maka dia akan merasa gagal untuk selamanya, mkaka akhinya adalah kekecewaan yang ada dalam diri.
Selain itu ada interaksi anak dan orang tua yang tidak harmonis, sehingga membuat komunkasi antara mereka terputus dan terjadila miss komuniksi. Kenapa kekeliruan dalam komunikasi dapat menyebabkan kekecewaan, kekesalan, dan frustasi?.
a.Komunikasi anak dengan orang Tua.
Komunikasi satu arah dalam hal ini hanya orang tua yag berbicara maka akan dapa menimbulakkan kesalapahaman dan kekecewan dalam diri anak. Keinginan anak dan orang tua ada jurang pemisah yang jauh brbeda.
b. Komunikasi antar Anak
Kadang kala orang tua kurang bijaksana menghadapi anak-anaknya, tampa disadari mereka pilih kasih, membrda-bedakan , tidak adil, dan membandigkan atu dengan yang lainya. Dan ternyata hal-hal yang seprti itu tidak dapat dirasakan oleh orang tua yang ternyata mempunyai dampak psikologis dalam diri anak. Banyaj kasus seperti itu yang dapat membuat anak tidak termotivasi untuk memperbaiki diri, dan anak cenderung rendah diri, marah, frustasi dendam dan lainya.
B.Alasan keluarga
Keluarga adalah tempat yang paling pertama untuk mengajarkan budi pekerti kepada anak. Keluarga merupakan wahana untuk saling asah, asih, asuh. Didalam keluarga seharusnya tempat untuk mencurahkan kasih sayang, kedamaian, dan kebahagiaan. Situasi seperti apaka yang menyebabkan anak lari dari keluarga?.
1.Anak merasa kurang mendapat kasih sayang.
2.Anak sering merasa kurang dihagai, dan selalu di persalahkan.
3.Anak mengalami konflik dengan orang tua.
4.Anak kecewa karna hubungan ibu dan ayahnya kurang harmonis.
5.Karena orang tua sibuk dengan urusanya sendiri.
C.Alasan pengaruh orang luar
sebagaian besar pengguana narkona brawal dai ajakan orang lain. Ada tiga bentuk pengarih dari orang lain.
1.Tipu Daya
Dalam kenyataanya baik teman, kenalan, sahabat, atau pacar sekalipun banayk menipu. Tipuan itu sendiri juga bermacam-macam.
2.Bujuk Rayu
Pada jaman ini banyak wanita cantik yang menjadi pengedar narkoba, ataupun hostes yang khusus menjadi pengedar narkoba.
3.Paksaan
Tidak seikit anak muda yang memakai narkoba yang awalnya di ancam oleh karena itu dia tepaksa enggunakan narkoba.

C.CIRI-CIRI UMUM PRNGGUNA NARKOBA
Ada empat ciri-ciri umum penguna narkoba:
A.Masa Coba-Coba
Pada masa ini hanya mencobo-coba memakai narkoba dan hanya sekali-sekali serta gejalanya sulit di kenali.
1.Ciri Mental
a.Ada rasa malu dan takut
b.Anak menjadi lebih sensitif
c.Resah dan gelisah
d.Ingin terus merahasiakan
e.Keakrabanya berkurang.
2.Ciri Fisik
Perubahan fisik pada pengguna belum terlihat dengan jelas tetapi setelah mereka mengkonsumsi narkoba akan menunjukan hal-hal berikut.
a.Rasa senang
b.Rasa gembira
c.Terus senyum dan ramah
B.Masa Pemula
1. Ciri mental
a.Sikap lebih tertutup
b.Jiwanya kesel
c.Kurang tenag dan seneitif
d.Gelisah tetapi cerah dan ceria
2.Ciri Fisik
a.Lebih lincah
b.Lebih Riang
c.lebih percaya diri
d.Rajin olegraga
e.Senang makan
C.Masa Berkala
Pada masa ini anak akan lebih sering memakai narkoba bisa sampai 2 kali dalam satu minggu.
1.Ciri Mental
a.Pribadinya tertutup
b.Mudah Tersingung
c.Sulit gaul
d.Teman berkurang
e.Murung
f.Kurang percaya diri
2.Ciri Fisik
a. Jika sedang on anak bersikap secara normal.
b.Jika sedang off maka anak akan bersikap kurang percaya diri dan tidak sehat.

D. Masa Sakaw
Pada masa ini anak smakin ketergantungan denga narkona, jika tidak memakai maka si anak akan sakaw.
1.Ciri Mental
a.Sering mengancam
b.Sering mencuri
c.Tidak segan-sgan untuk membunuh
2.Ciri Fisik
a.Gigi mengunik kecoklatan
b.Ada bekas sayatan/tusukan jarum di kaki, tangan, dada dan lainya.

BAB III APLIKASI PENYEMBUHAN KECANDUAN NARKOBA DENGAN JALAN TAREKAT
A.LANGKAH-LANGKAH PENYEMBUHAN PECANDU NARKOBA DENGAN JALAN TAREKAT

1.Muraqabah
Muraqabah berarti kewaspadaan konteplatif dan perenungan kontenplatif. Jadi muraqbah adalah konsetrasi penuh, waspada, dengan segaenap kekuatan jiwa, pikiran dan imajinasi serta pemerikasaan yang denganya sang hamba dapat mengawasi dirinya sendiri dengan cermat. Dalam muraqabah manusia akan selalu merasa dimanapun dia berada maka dia akan selalu merasakan kehadiran Allah.
Menurut Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah, muraqabah apabila didasarkan pada hadist Rasulullah yang menceritakan Jibil datang kapada Rasulullah dan bertanya mengenai ihsan, lalu Rasulullah menjawab: “Hendaklah engkau beribadat kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engakau tidak melihat-Nya maka sadarilah bahwa Allah melihatmu”.
Dengan begitu melalui jalan muraqabah maka pecandu dapat disembuhka, karena dalam muraqabah pecandau dapat dibimbing untuk melakukan kontemplasi, sehingga dia dapat brkonsetrasi penuh untuk melakukan pemeriksaan terhadap dirinya dan apa yang dilakukannya. Dengan dibimbing mengunakan cara muraqabah ini maka pecandu akan dapat dipastikan secara beragsur-angsur akan dapat disembuhkan, karena dia dapat mengawasi dirinya.
Karena pecandu selalu mersakan kehadairan Allah makan ia akan selalu merasa bersalah atas dosa yang telah ia lakukan, sehingga ada keinginan untuk meninggalkan. Dari persaanya ini dia akan semakin kuat keinginanya untuk sembuh.

2.Muhasabah
Muhasabah merupakan kata Arab yang berasal dari suatu akar yang mencakup konsep-konsep, sperti menata, perhitungan, mengundang untuk melakukan perhitungan, mengenapkan dan menetapkan seseorang untuk bertangung jawab. Jadi Muhasabah dapat juga diartikan sbagai menghitung, tata buku, dan dalam teologi dan tasawuf disebut sebagai pemeriksaan kesadaran. Implementasi muhasabah adalah tobat kepada Allah, tobat didahului oleh muhasabah.
Muhasabah dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, kita membandikan antara nikmat dari Allah dengan keburukan yang kita lakukan. Kedua, kita harus membedakan anatara hak Allah ataas dirinya dengan kewajiban yang telah dia lakukan. Ketiga, kita harus mngetahui bahwa setiap orang yang merasa puas terhadap ketaatan yang dilakukanya, maka hal itu akan merugikan dirinya, dan setiap kemaksiatan yang dicela akan menimpa diri kita.
Dengan jalan muhasabah maka pecandu akan dapat disembuhkan, karena dalam muhasabah ini pecandu akan dibimbing bagaiman cara memunculkan kesadarnya dalam dirinya bahwa apa yang dia lakukan yaitu mengunakan narkoba adalah suatu kesalahan besar. Dengan munculnya kesadaranya maka dia akan tahu bahwa betapa besarnya nikmat Allah yang dia dapatkan, sehingga dia secara bertahap dapat disembuhkan.
Kesadaran akan nikamat Allah yang maha luas akam membuat pecandu tersebut makin menyadari kesalahanya, sehingga ada usaha untuk tidak melakukannya lagi. Di dalam muhasabah ini pecandu harus juga dibantu denga doa dan dziki untuk memberikan aura positif dengan asma Allah, dan mersakan diri kita rendah di hadapan Allah.
3.Wirid
Wirid bisa berarti doa dan tugas rutin bagi bagi pengikut sutu tarekat. Menurut kamus bahasa Arab wirid adalah ibadah perorangan selai ibadah salat, wirid bisa dilakukan pada siang hari atau pada malam hari. Wirid bersal darai kata Wird dan jamaknya Aurad bisa juga diartikan doa imam masji.
Wirid bisa menyembuhkan narkoba karena dalam wirid menyebut doa-doa pendek ataupun kalimat-kalimat yang agung yang berasal dari Al-qur’an serta meminta pertolongan melalui nama-nama Allah. Dengan kalimay yang baik inlah yang dapat merangsang otak untuk menguatkan anti bodi dalam tubuh sehingga keadaan tubuh kita semakin baik apabilah dilakukan secara terus menerus.

4.Tafakur
Tafakur berarti teringat, terkenang, refleksi atau perenungan tentang sesuatu. Tafakur berkaitan denagan nama-nama Allah, bukan zatnya karena akar seluruh wujud adalah nam-nama Allah yang maha indah.Tafakur juga dapat dikatakan merenugkan ciptaan Allah, kekuasn-Nya yang nyata dan tersembunyi serta kebesarn-Nya diseluruh langit dan bumi.
Tafakur mengenai nikmat Allah akan mendorong kita untuk selalu mensyukuri dan menyibukkan diri debgan ibadah dan amal soleh sebagai wujud cinta kita kepada Allah, sehingga tidak ada lagi pikiran untuk mengunakan narkoba. Kita juga dianjurkan untuk tafakur supaya kita tidak lalai akan mendorong kita untuk selalu beribadah takut meninggaklan perintahn-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semakin menigkatnya ibadah kita kepada Allah maka semakin menyebuhkan kecanduan terhadap narkoba. Tafakur juga dapat meningkatkan sifat zuhud kepada dunia dan kecintaan kepada akhirat. Dengan zuhudnya kita kepada dunia makan kita akan semakin dekat dengan Allah, dan memulai kdengan kehidupan spiritual yang baru. Tafakur juga dapat di gabung dengan doa, wirid, muhasabah, zikir, uzlah dan lain-lain.

5.Zikir
Zikir berarti mengingat, menyebut, mengucapkan, mengagggunkan dan menyucikan Allah dengan mengulang salah satu naman-Nya atau kalimat keagunganya. Dzikir adalah menyebut Allah dengan membaca tasbih (Subhanallaah), membaca tahlil (Laa ilaaha illallaah), membaca tahmid (Alhamdulillaah), membaca taqdis (Qudduusun), membaca takbir (Allaahu Akbar), membaca haugalah (Laa haula wala quwwata illaa billah), membaca hasabalah (Hasbiyallaah), membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim), membaca Al Qur'anul Karim dan membaca doa-doa yang mat'sur (yang diterima atau yang bersumber) dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Dinamakan dzikir, mengerjakan segala tugas agama yang diwajibkan Allah dan menjauhi segala larangan yang sudah diperintahkan-Nya hamba untuk meninggalkannya. Karena itu membaca Al-Qur'an, mempelajari Al-Hadits, mempelajari ilmu-ilmu agama, melaksanakan shalat tathawwu' dinamakan juga dzikir.
Yang dikehendaki dengan sebutan lidah (berdzikir dengan lidah) ialah, menyebut kata-kata yang menunjuk kepada tasbih (mensucikan Allah), kepada tahmid (memuji Allah), kepada tamjid (memuliakan/membesarkan Allah). Adapun yang dimaksud dengan ingatan hati ialah, memikirkan dalil-dalil tentang adanya Allah, dalil-dalil sifat-Nya, dalil-dalil perintah dan larangan-Nya, untuk diketahui hukum-hukum dan rahsia-rahsia ang tersembunyi dalam penciptaan alam ini. Yang dikehendaki dengan dzikir anggota, ialah mempergunakan segala anggota untuk melaksanakan ketaatan (dengan segala bentuk/manifestasinya). Itulah sebabnya maka shalat Juma'at di dalam Al-Qur'an dinamakan dzikrullah.
Dzikir kepada Allah itu bukan hanya lafazh yang dilafazhkan dengan lidah saja, tetapi kesadaran yang terdapat di dalam hati dilafazhkan atau tidak dilafazkan dan merasa dengan Allah dan wujudNya. Kesadaran dan perasaan yang demikian menimbulkan kesan atau pengaruh yang membawa kepada ketaan pada batasnya yang paling dekat.
Maka dengan dzikir itulah kita akan dapat mengembalikan kesadaran, maka sangatlah cocok untuk terapi pecandu narkoba karena dengan dzikir pecandu akan bias kembak kesadaranya. Dalam dzikir yang disebut-sebut adalah nama Allah dan kalimat yang baik akan membantu kesadaranya serta Allah-pun ikt membantu karena namanya selalu di sebut.

6.Doa
Doa berarti permintaan atau permohonan, yaitu manusia kepada Allah untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat. Doa merupakan kesempatan manusia untuk mencurahkan hatinya kepada Allah, menyatakan kerinduan, ketakutan dan kebutuhan manusia kepada Allah.
Kenapa doa dapat menyembuhkan pecandu narkoba? karena otak yang merupakan pusat kehendak dan keyakinan memiliki hubungan langsung dengan sistem penyembuhan alamiah tubuh. Otak secara otomatis dan kontinyu berkomunikasi timbal balik dengan sistem kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, dan semua sistem organ pokok dengan melepaskan hormon dan bahan kimia lainnya dari set-set saraf.
Otak juga berkomunikasi dengan sel-sel kekebalan dalam darah melalui hormon dan protein darah lainnya, yang disebut sitokin. Otak juga mengirim sinyal pada saraf tulang belakang dan memerintahkannya untuk memperlambat atau mempercepat transmisi rasa sakit. Ilmuwan menduga bahwa peran otak tersebut harus ada supaya kehidupan sosial, psikologis, dan spiritual terhubung dengan tubuh fisik, sehingga semuanya bekerja sama untuk menghasilkan kesembuhan.
Mengapa doa berperan dalam kesembuhan? Doa yang banyak diartikan sebagai dialog, penyerahan, dan permohonan tulus kepada Allah, penting dilakukan supaya terjadi sinergi yang melibatkan Allah, pecandu, penyembuh, dan ilmu pengetahuan demi kesembuhan total.
Keadaan psikologis yang tidak normal akibat kecanduan narkoba merupakan faktor sangat penting untuk diatasi dalam proses penyembuhan. Doa ibarat kita menelepon kekasih. Agar dialog dapat berlangsung jelas dan bermakna, saluran harus bersih. Isi pikiran yang negatif itulah pengganggu saluran komunikasi kita dengan Allah.
Ada orang yang membedakan antara meditasi dengan doa. Jika doa disebut sebagai pertemuan atau dialog dengan Allah, meditasi dianggap sebagai refleksi mendalam yang memungkinkan seseorang terhubung dengan alam semesta. Namun, alat kedokteran yang objektif ternyata merekam kedua aktivitas tersebut sebagai sesuatu yang sama. Ketika orang yang melakukan meditasi menghalau semua pikiran dari benak, ternyata aktivitas dalam amygdala (bagian otak yang memantau lingkungan dari ancaman dan mencatat ketakutan) diredam.
Sirkuit lobus parietal (bagian otak yang menyesuaikan diri dengan ruang, menandai perbedaan tajam antara diri dan dunia) menjadi tenang pula. Sirkuit lobus frontal dan temporal (bagian otak yang menandai waktu dan membangkitkan kesadaran diri) dapat dilepaskan.
Dengan keadaan seperti itu, orang yang bermeditasi menjadi sangat rileks, sehingga memungkinkannya untuk bersatu dengan alam semesta. Pendek kata, dari hasil penelitan, terjadi perubahan radiologis di dalam otak ketika seseorang melakukan meditasi. Apa yang dapat kita catat dari hasil riset tersebut? Bahwa ada upaya ilmiah untuk membuktikan pengaruh doa terhadap otak manusia.
Dalam buku The Spiritual Brain karya Mario Beauregard, Ph.D & Denyse O'leary dijelaskan bahwa para ilmuwan menawarkan dua pendekatan spiritualitas. Pertama, pendekatan yang melihat spiritualitas sebagai produk sampingan perkembangan otak, sehingga kaitan antara spiritualitas dan kesehatan adalah kebetulan belaka. Kedua, pendekatan yang melihat spiritualitas baik bagi manusia karena dapat menyembuhkan kecanduan terhadap narkoba.
Setelah melakukan berbagai review, Benson menyimpulkan efek spiritualitas terhadap penyembuhan dari kecanduan narkoba jauh lebih besar dibanding perkiraan yang pernah dibuat pakar-pakar sebelumnya, sekitar 30 persen. Menurut Benson, efek spiritualitas terhadap kesehatan sekitar 70-90 persen dari keseluruhan efek pengobatan. Artinya, pecandu yang berdasarkan perkiraan medis memiliki harapan sembuh 30 persen atau bahkan 10 persen ternyata bisa sembuh total.
Banyak riset telah dilakukan oleh para ilmuwan, khususnya di negara Barat, tentang manfaat doa dan religiositas bagi penyembuhan terhadap pecandu narkoba. Sejumlah riset membuktikan antara lain bahwa orang yang tidak religius ataupun tidak mendapatkan intervensi doa, lebih rendah tingkat kesembuhan dari kecanduan.
Sebetulnya dalam setiap agama tidak ada doa khusus penyembuhan yang dibakukan. Itu sebabnya setiap praktisi penyembuhan bisa mengucapkan doa-doa yang berbeda, walaupun harapan mereka sama: pasien sembuh. Berikut ini beberapa contoh doa yang dipraktikkan oleh sejumlah praktisi penyembuhan berbagai agama.
1. Dalam Agama Islam
Untuk mempercepat proses penyembuhan, H.M. Bambang Irawan S., menganjurkan pasiennya untuk berdoa sebagai berikut:
• Astaghfirullah, diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali, lebih sempurna bila dilafalkan sebanyak 1.000 kali.
• Laa ilaaha ilallah, diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali, lebih sempurna bila diucapkan sebanyak 1.000 kali.
• Surat Al-Fatihah, minimal 100 kali sehari, lebih sempurna lagi bila dilafalkan 1.000 kali sepanjang hari.
Sementara itu Prof. Dr. Dadang Hawari, Sp.KJ, selain obat ia juga memberikan kiat penyembuhan sebagai berikut:
• Bertobat
• Yakin Allah yang menyembuhkan.
• Menyadari bahwa penyakit adalah cobaan, karenanya perlu kesabaran.
• Bersikap rida dan melakukan penghapusan dosa.
• Percaya bahwa dalam kesukaran pasti ada kemudahan.
• Menenangkan jiwa.
• Berdoa sebelum dan sesudah minum obat.
• Berdoa sesudah sembuh.
• Berzikir dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah, hasbalah, istighfar, dan lafadh baaqiyaatush shaalihat.

7.Uzlah
Uzlah adalah mengasingkan diri, yaitu mengasingkan diri dari pergaulan dengan masyarakat yaitu menghindari maksiat dan kejahatan serta melatih jiwa dengan ibadah, zikir, doa, dan tafakur tentang kebesaran Allah dalam mendekatkan diri kepada-Nya.
Menurut Nurcholis Madjid, uzlah dilakukan untuk memperoleh kejernihan tentang diri dan masyarakat sekitar, sehingga kita tidak terlibat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu kita akan mampu merenung tentang diri dan masyarakat secara jujur.
Uzlah yang didefinisikan dengan “Al-Tafarrud ‘an al-Khalqi” (memisahkan diri dari mahluk lain), ketika pecandu ingin disembuhkan maka dia harus di pisahkan dari dunia narkoba agar dia tidak lagi menggunakan narkoba kembali. Pemisahan diri ini bertujuan untuk untuk menjauhkan mata rantai narkoba tersebut agar tidak menggubakan kembali.
Titik-titik jenuh dalam kehidupan seperti permaslahn rumah tangga, masalah dengan orang tua, dan stress dapat membuat orang cenderung lari untuk mencari “dunia lain” seperti narkoba,kehidupan malam dan sex bebas yang hanya untuk kenikmatan sesaat, maka “agama” – pun agaknya menjadi alternatif paling tepat untuk mengobati semua penyakit tersebut, namun bukanlah berarti bahwa agama adalah konpensasi dari kejenuhan-kejenuhan modernitas zaman. Oleh karena itu, komponen-komponen ajaran sufisme seperti uzlah ternyata dalam banyak kasus di belantara zaman modern ini, tetap saja tidak kehilangan relefansinya.
Setelah kita membahas tentang definisi uzlah, dapatlah ditarik kesimpulan hubungannya dengan penyembuhan kecanduan narkoba. Dalam uzlah ini kita mengasingkan diri untuk mendekatkatkan diri kepada Allah, dengan berdzikir dan berdoa memohon kepada Allah. Semakin banyak kita memohon kepada Allah maka kecanduan yang di rasakan oleh pecandu akan hilang secara perlahan. Karena tubuh kita apabila semakin banyak kita menyebut kalimat yang baik maka akan ada respon positif dari tubuh kita agar bisa sembuh secara spiritual.

BAB IV KESIMPULAN

KESIMPULAN

Tarekat berasal dari bahasa arab al-thariqat yang artinya cara,jalan, keadaan, aliran dalam garis sesuatu. Jadi dalam tasawuf tarekat adalah cara, metode, atau jalan yang dilakukan para sufi guna mensucikan hati, mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kehadiran Allah dalam qolbu.
 Tujuan tarekat adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga kita bias merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan kita, serta kita merasa terawasi oleh Allah.
Tarekat memiliki komponen-komponen seperti: 1.Mursyid, 2.Murid, 3.Wirid, 4.Bay’at, 5. Silsilah Tarekat, 6.Adab, dan 7.Tempat
 Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
'Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif'.
Narkoba dan permasalahanya, ini adalah hasil pengunaan narkoba sehingga menyebabkan kecandua dan sangat sulit untuk di sembuhkan serta membutuhkan waktu yang cukup lama. Alasan-alasan mengunakan narkoba, timbul dari dalam dirinya, karena factor keluarga, dari orang lain dan fakto lingkungan.
 Tarekat sebagai solusi terhadap kecanduan narkoba secara konsep dan aplikasi. Selain medis tarekat sangat manjur untuk penyebuhan narkoba secara spiritual, karena dalam tarekat mengamalkan: 1.Muraqabah, 2.Muhasabah, 3.Wirid, 5.Zikir, 4.Tafakur, 6.Doa, 7.Uzlah. dari amalan-amalan ini kecanduan terhadap narkoba dapat di sembuhkan secara spiritual karena berhubungan langsung dengan Allah, sehingga Allah membantu untuk menyembuhkanya.
Dalam amalan-amalan itu juga yang disebut hanay kalimat-kalimat agung, ataupun nama-nama Allah. Dengan kalimat yang agung tersebut maka otak akan memberikan respon posotif terhadap terhadap tubuh sehingga memperkuat antibody dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Buku akhlak tasawuf
Drs. Asep Usman Ismail ; silabus Akhlak Tasawuf
Tebba, Sudirman;Meditasi Sufistik;Pustaka Hidayat; Bandung
Tebba, Sudirman ; Hidup Bahagia Cara Sufi ; Lintas Wacana ; Jakarta Pusat 

PERAN ORANG TUA DALAM POLA PENGASUHAN ANAK MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
ِِِA. Latar Belakang
Berita kejahatan terhadap anak-anak saat ini mencuat di sejumlah media. Penculikan, kekerasan seksual (pelecehan, perkosaan, pedofilia), eksploitasi dan lalu lintas perdaganganan manusia (trafficking) semakin marak, hingga mutilasi anak telah meneror rasa keamanan dan kemanusiaan. Kejahatan mengintai dan selalu mendapatkan kesempatannya ketika masyarakat mulai kehilangan kewaspadaan dan kepedulian. Pelaku kejahatan bisa siapa saja dan orang terdekat seperti: orang tua, saudara, kerabat, guru, orang terdidik dan terhormat. Kejahatan bisa terjadi dimana-mana, dijalanan bahkan di tempat yang dianggap paling aman seperti asrama belajar atau rumah sendiri.

Pada tahun 2008 hingga 2009, ada 1,1 juta anak di Indonesia yang kini terlantar dan terpaksa tinggal di panti asuhan . Ini belum termasuk sebanyak 10 juta anak yang terancam ditelantarkan. Penelantaran anak merupakan salah satu bentuk kekerasan, berakar dari rumah tangga. Orang tua mengabaikan tanggung jawab, melalaikan kewajiban untuk memberikan jaminan perlindungan bagi anak-anak mereka. Ada kecenderungan orang tua melempar tanggung jawab pendidikan anaknya hanya pada sekolah. Lalu, mereka menyerahkan waktu anaknya kepada kemajuan teknologi visual, TV dan internet. Tidak jarang, ibu muda menyuapi bayinya sembari matanya terpaku pada tayangan kekerasan. TV berperan membuat jarak sosial dalam relasi keluarga melebar. Ada juga anak yang mengunduh tayangan pornograpi melalui internet. Anak menonton tanpa kendali, dininabobokkan dan disuapi pengetahuan TV tanpa didampingi orang tua. Anak-anak sekolah berjudi, bermain game online di warnet.
Hal-hal di atas sangat miris sekali terjadi di negeri ini maka dari itu kita harus mengunakan system ilahiyah dalam mengasuh anak hingga sampai dewas. Orang-orang saat tidak memasukkan nilai keagamaan dalam mengasuk anak sehingga orientasi mendidik anak hilang dan di anggap hanya sebagai rutinitas ibu saja padahan akakn ada pertabgubg jawabanya kepada Tuhan.

B. Judul Makalah
Makalah ini bejudul “PERAN ORANG TUA DALAM POLA PENGASUHAN ANAK MENURUT PERSPEKTIF ISLAM”

C. Perumus Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengasuhan anak di dalam kandungan menurut islam?
2. Bagaimana pola pengasuhan anak setelah usia 6 tahun menurut islam?

D. Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
1. Agar orang tua memahami polah pengasuhan anak di dalam islam saat masih di dalam janin.
2. Supaya orang tuan memahami bagaimana polah pengasuhan anak dalam islam saat sudah menjadi anak-anak.

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pentingnya Pengasuhan Anak Dalam Islam
Kehadiran anak dalam keluarga merupakan sebuah pelengkap kebahagiaan dalam bahtera rumah tangga kita. Namun begitu banyak kita dengar dan saksikan, anak yang disia-siakan oleh orang tuanya sendiri. Mulai dari masih dalam kandungan ibunya, hingga anak itu sudah lahir ke dunia. Sudah tak terhitung ibu yang melakukan aborsi karena hamil di luar nikah, atau bayi yang dibuang begitu saja di tempat sampah dan dilempar ke sungai. Sementara di satu sisi yang lain, banyak sekali pasangan suami istri yang sangat mendambakan anak, tetapi masih juga belum Allah berikan kesempatan untuk memegang amanah mulia tersebut. Sungguh sebuah ironi..
Bagi anda para suami yang sedang berbahagia karena kehamilan sang istri tercinta, anda yang sedang sedikit stress karena menghadapi istri yang rewel karena ngidam, atau anda yang sedang menanti saat-saat hari kelahiran tiba, berbahagialah dalam menyambut saat-saat itu. Karena ternyata anda dipercaya untuk menjaga amanah tersebut. Berbahagialah karena tidak setiap pasangan bisa seperti anda. Baik anda sebagai seorang suami ataukah itu seorang istri. Kebahagiaan dalam menyambut si kecil keturunan dan generasi kita yang akan melanjutkan perjuangan kita, penerus riwayat keturunan kita.
Anak adalah titipan dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin, karena anak adalah investasi masa depan kita. Bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Bukankah anak yang soleh akan menjadi penyebab orang tua masuk surga? Oleh karena itu mulailah menjaga si kecil dari sejak dalam kandungan hingga ia lahir, beranjak besar hingga ia dewasa nanti.
Tugas orang tua tidak hanya memberi anak semua kebutuhan dunianya semata, tapi wajib bagi orang tua untuk memberikan anak semua kebutuhan ukhrawinya. Mengajarinya Islam yang benar, mengenal Allah dan Rasul-Nya dan melaksanakan semua perintah dan larangan-Nya. Anak ibarat kertas polos yang siap dicorat-coret oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua ibaratnya sebuah pena yang akan menuliskan apa saja yang orang tuanya mau.
Perhatikanlah wahai para orang tua, jangan sia-siakan anak kita. Jangan sia-siakan amanah Allah tersebut. Karena anak bisa menjadi bumerang maut bagi kita apabila kita tidak bisa menjaganya, apalagi di jaman sekarang yang semuanya begitu mudah bagi anak untuk mengakses berbagai macam informasi, jangan sampai anak menangkap semua informasi yang salah dari lingkungannya, karena itu akan terekam dalam otaknya dan akan menjadi ideologi yang akan menjadi jati dirinya dalam menjalani hidup.
II.2 Peran Orang Tua Dalam Pengasuhan Anak
II.2.1 Saat Anak Masih Dalam Kandungan
Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak saat anak masih dalam kandungan, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya. Islam mensyariatkan kepada ibu hamil agar tidak berpuasa pada bulan Ramadhan untuk kepentingan janin yang dikandungnya. Sabda Rasulullah : “Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil” (Hadits riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i. Kata Al Albani dalam Takhrij al Misykat: “Isnad hadits inijayyid’ ).
Dari hadist di atas jelas sangat di anjurkan bagi orang tua untuk menjaga bayi saat dia masih berada lam kandungan. Pada saat itu orang tua khusunya ibu tidak boleh capek, dan seorang ibu juga harus selalu menjaga kesehatanya dengan cara banyak memakan makanan yang yang bergizi. Peran orang tua sangat penting saat bayi masih ada kandungan, apabila di saat kandungan tidak di jaga dengan baik maka anak bisa terlahir premature, kelainan ataupun bisa juga menjadi keterbelakangan mental.
Betapa pentingnya menjaga anak saat di kandungan, seeorang ibu tidak di perbolehkan menjalankan puasa di bulan ramdhan. Sang ibu hendaklah berdo’a untuk bayinya dan memohon kepada Allah agar dijadikan anak yang shaleh dan baik, bermanfaat bagi kedua orangtua dan seluruh kaum muslimin. Karena termasuk do’a yang dikabulkan adalah do’a orangtua untuk anaknya.
II.2.2 Setelah Anak Lahir
Setelah kelahiran anak, dianjurkan bagi orangtua atau wali dan orang di sekitarnya melakukan hal-hal berikut:
1. Menyerukan adzan di telinga bayi
Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan: “Aku melihat Rasulullah memperdengarkan adzan pada telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan Fatimah” ( Hadits riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi. Hikmahnya, supaya adzan yang berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena adzan berpengaruh untuk mengusir dan menjauhkan syaitan dari bayi yang baru lahir, yang ia senantiasa berupaya untuk mengganggu dan mencelakakannya. Ini sesuai dengan pemyataan hadits: ” Jika diserukan adzan untuk shalat, syaitan lari terbirit-birit dengan mengeluarkan kentut sampai tidak mendengar seruan adzan”

3. Tahnik (Mengolesi langit-langit mulut)
Termasuk sunnah yang seharusnya dilakukan pada saat menerima kelahiran bayi adalah tahnik, yaitu melembutkan sebutir korma dengan dikunyah atau menghaluskannya dengan cara yang sesuai lalu dioleskan di langit-langit mulut bayi. Caranya,dengan menaruh sebagian korma yang sudah lembut di ujung jari lain dimasukkan ke dalam mulut bayi dan digerakkan dengan lembut ke kanan dan ke kiri sampai merata. Jika tidak ada korma, maka diolesi dengan sesuatu yang manis (seperti madu atau gula). Abu Musa menuturkan: “Ketika aku dikaruniai seorang anak laki-laki, aku datang kepada Nabi, maka beliau menamainya Ibrahim, mentahniknya dengan korma dan mendo’akan keberkahan baginya, kemudian menyerahkan kepadaku” . Tahnik mempunyai pengaruh kesehatan sebagaimana dikatakan para dokter. Para dokter telah membuktikan bahwa semua anak kecil (terutama yang baru lahir dan menyusu) terancam kematian, kalau terjadi salah satu dari dua hal:
a. Jika kekurangan jumlah gula dalam darah (karena kelaparan).
b. Jika suhu badannya menurun ketika kena udara dingin di sekelilingnya.”

4. Memberi Nama
Termasuk hak seorang anak terhadap orangtua adalah memberi nama yang baik. Diriwayatkan dari Wahb Al Khats’ami bahwa Rasulullah bersabda:
” Pakailah nama nabi-nabi, dan nama yang amat disukai Allah Ta’ala yaitu Abdullah dan Abdurrahman, sedang nama yang paling manis yaitu Harits dan Hammam, dan nama yang sangat jelek yaitu Harb dan Murrah” ( HR.Abu Daud An Nasa’i) Pemberian nama merupakan hak orang tua. Rasulullah merasa optimis dengan nama-nama yang baik. Termasuk tuntunan Nabi mengganti nama yang jelek dengan nama yang baik. Beliau pernah mengganti nama seseorang ‘Ashiyah dengan Jamilah, Ashram dengan Zur’ah. Disebutkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan :”Nabi mengganti nama ‘Ashi, ‘Aziz, Ghaflah, Syaithan, Al Hakam dan Ghurab. Beliau mengganti nama Syihab dengan Hisyam, Harb dengan Aslam, Al Mudhtaji’ dengan Al Munba’its, Tanah Qafrah (Tandus) dengan Khudrah (Hijau), Kampung Dhalalah (Kesesatan) dengan Kampung Hidayah (Petunjuk), dan Banu Zanyah (Anak keturunan haram) dengan Banu Rasydah (Anak keturunan balk).”



5. Aqiqah.
Yaitu kambing yang disembelih untuk bayi pada hari ketujuh dari kelahirannya. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Salman bin Ammar Adh Dhabbi, katanya: Rasulullah bersabda: “Setiap anak membawa aqiqah, maka sembelihlah untuknya dan jauhkanlah gangguan darinya” (HR. Al Bukhari.)
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha,bahwaRasulullah bersabda: “Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sebanding, sedang untuk anak perempuan seekor kambing” (HR. Ahmad dan Turmudzi).
Aqiqah merupakah sunnah yang dianjurkan. Demikian menurut pendapat yang kuat dari para ulama. Adapun waktu penyembelihannya yaitu hari ketujuh dari kelahiran. Namun, jika tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh boleh dilaksanakan kapan saja, Wallahu A’lam.
Ketentuan kambing yang bisa untuk aqiqah sama dengan yang ditentukan untuk kurban. Dari jenis domba berumur tidak kurang dari 6 bulan, sedang dari jenis kambing kacang berumur tidak kurang dari 1 tahun, dan harus bebas dari cacat.

6. Mencukur rambut bayi dan bersedekah perak seberat timbangannya
Hal ini mempunyai banyak faedah, antara lain: mencukur rambut bayi dapat memperkuat kepala, membuka pori-pori di samping memperkuat indera penglihatan, pendengaran dan penciuman . Bersedekah perak seberat timbangan rambutnya pun mempunyai faedah yang jelas. Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari bapaknya, katanya: “Fatimah Radhiyalllahu ‘anha menimbang rambut Hasan, Husein, Zainab dan Ummu Kaltsum; lalu ia mengeluarkan sedekah berupa perak seberat timbangannya (HR. Imam Malik dalam Al Muwaththa’)

7. Khitan
Yaitu memotong kulup atau bagian kulit sekitar kepala zakar pada anak laki-laki, atau bagian kulit yang menonjol di atas pintu vagina pada anak perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah bersabda:
“Fitrah itu lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak” (HR. Al-bukhari, Muslim)
Khitan wajib hukumnya bagi kaum pria, dan rnustahab (dianjurkar) bagi kaum wanita.

II.3.3 Setelah Menjadi Anak-Anak
Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun pertama) merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periode ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa . Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini.
Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orangtua dapat penulis ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua, terutama ibu.
Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika anak tidak merasakan cinta kasih ini, maka akan tumbuh mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitarnya. “Seorang ibu yang muslimah harus menyadari bahwa tidak ada suatu apapun yang mesti menghalanginya untuk memberikan kepada anak kebutuhan alaminya berupa kasih sayang dan perlindungan. Dia akan merusak seluruh eksistensi anak, jika tidak memberikan haknya dalam perasaan-perasaan ini, yang dikaruniakan Allah dengan rahmat dan hikmah-Nya dalam diri ibu, yang memancar dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan anak. ”

2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya.
Kami kira, ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Telah terbukti bahwa membiasakan anak untuk menyusu dan buang hajat pada waktu-waktu tertentu dan tetap, sesuatu yang mungkin meskipun melalui usaha yang berulang kali sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan hal ini. Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.

3. Hendaklah kedua orangtua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
Yaitu dengan menetapi ajaran Islam dalam perilaku mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil dan tidak mengerti apa yang tejadi di sekitarnya, sehingga kedua orangtua melakukan tindakan-tindakan yang salah di hadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali pada pribadi anak. “Karena kemampuan anak untuk menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah besar sekali. Terkadang melebihi apa yang kita duga. Sementara kita melihatnya sebagai makhluk kecil yang tidak tahu dan tidak mengerti. Memang, sekalipun ia tidak mengetahui apa yang dilihatnya, itu semua berpengaruh baginya. Sebab, di sana ada dua alat yang sangat peka sekali dalam diri anak yaitu alat penangkap dan alat peniru, meski kesadarannya mungkin terlambat sedikit atau banyak.
Akan tetapi hal ini tidak dapat merubah sesuatu sedikitpun. Anak akan menangkap secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran puma, dan akan meniru secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran purna, segala yang dilihat atau didengar di sekitamya. ”

4.Anak dibiasakan dengan etikat umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya .
Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan. Jika makan dengan tangan kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke tangan kanannya secara halus. Dibiasakan mendahulukan bagian kanan dalam berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau lainnya memulai dari kanan; dan ketika melepas pakaiannya memulai dari kiri.

II.3.4 Hak Anak dalam Islam
1. Hak untuk hidup
Firman Allah dalam QS Al-Isra’ ayat 31:" Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. Demikian juga untuk menjaga keselamatan janin, Islam telah mensyari’atkan agar pelaksanaan hukuman (had) terhadap wanita hamil ditangguhkan sampai ia melahirkan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Apabila ada seorang di antara wanita membunuh secara sengaja, ia tidak boleh dijatuhi hukuman mati sampai ia melahirkan anaknya, jika ia memang sedang hamil. Dan bilamana seorang wanita berzina, ia tidak boleh dirajam sampai ia melahirkan anaknya jika ia sedang hamil dan sampai ia selesai merawatnya." (HR Ibnu Majah). Demi keselamatan janin Islam juga telah memberi keringanan bagi wanita hamil dalam menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ia diperkenankan berbuka apabila ia tidak mampu atau apabila puasanya mengganggu pertumbuhan janin. Ia dapat mengganti puasanya di hari lain.
2. Hak mendapatkan nama yang baik
Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad saw: "Ya Rasulullah, apakah hak anakkku dariku?" Nabi menjawab:"Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tampat yang baik." Sabda Rasulullah saw yang lain: "Baguskanlah namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada hari kiamat nanti." (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
Nama anak adalah penting, karena nama dapat menunjukkan identitas keluarga, bangsa, bahkan aqidah. Ngatinem sudah pasti orang Jawa, Simorangkir jelas dari keluarga Batak, Cecep tentu dari keluarga Sunda dan Alhabsyi menunjukkan keluarga Arab. Islam menganjurkan agar orangtua memberikan nama anak yang menunjukkan identitas Islam, suatu identitas yang melintasi batas-batas rasial, geografis, etnis, dan kekerabatan. Selain itu nama juga akan berpengaruh pada konsep diri seseorang.

3. Hak penyusuan dan pengasuhan (hadlonah)
"Para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS Al Baqoroh 233). Penelitian medis dan psikologis menyatakan bahwa masa dua tahun pertama sangat penting bagi pertumbuhan anak agar tumbuh sehat secara fisik dan psikis. Selama masa penyusuan anak mendapatkan dua hal yang sangat berarti bagi pertumbuhan fisik dan nalurinya. Yang pertama: anak mendapatkan makanan berkualitas prima yang tiada bandingannya. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan anak untuk pertumbuhannya, sekaligus mengandung antibodi yang membuat anak tahan terhadap serangan penyakit.
Yang kedua : anak mendapatkan dekapan kehangatan, kasih sayang dan ketentraman yang kelak akan mempengaruhi suasana kejiwaannya di masa mendatang. Perasaan mesra, hangat, dan penuh cinta kasih yang dialami anak ketika menyusu pada ibunya akan menumbuhkan rasa kasih sayang yang tinggi kepada ibunya. Islam pun telah menetapkkan bahwa orang yang lebih berhak terhadap pengasuhan ini adalah orang yang paling dekat kekerabatannya dan paling terampil (ahli) dalam pengasuhan.
Hadist yang diriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari kakeknya bahwa Rasulullah saw pernah ditemui seorang wanita, ia berkata:"Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku dulu dikandung dalam perutku, susuku sebagai pemberinya minum dan pangkuanku menjadi buaiannya. Sementara ayahnya telah menceraikanku, tetapi ia hendak mengambilnya dariku."Kemudian Rasulullah bersabda:"Engkau lebih berhak kepadanya selama engkau belum menikah"
4. Hak mendapatkan kasih sayang
Rasulullah saw mengajarkan kepada kita untuk menyangi keluarga, termasuk anak di dalamnya. Ini berarti Beliau saw mengajarkan kepada kita untuk memenuhi hak anak terhadap kasih sayang. Sabda Rasulullah saw:"Orang yang paling baik di antara kamu adalah yang paling penyayang kepada keluarganya."
Rasulullah mengajarkan untuk mengungkapkan kasih sayang tidak hanya secara verbal, tetapi juga dengan perbuatan. Pada suatu hari Umar menemukan beliau saw merangkak di atas tanah, sementara dua orang anak kecil berada di atas punggungnya. Umar berkata:"Hai anak, alangkah baiknya rupa tungganganmu itu." Yang ditunggangi menjawab:"Alangkah baiknya rupa para penunggangnya". Betapa indah susasana penuh kasih sayang antara Rasul saw dengan cucu-cucu beliau.
Seorang ahli (Dorothy Law Nolte) berujar:"Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan." Bila orang tua gagal mengungkapkan rasa sayang pada anak-anaknya, anak-anak tersebut tak akan mampu menyatakan sayangnya kepada orang lain.
5. Hak mendapatkan perlindungan dan nafkah dalam keluarga

Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 233; "… Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dangan cara yang ma’ruf…" Kemudian firman Allah dalam surah Ath - Thalaq ayat 6:"Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu…" Sebagai pemimpin dalam keluarga, seorang ayah tentu bertanggungjawab atas keselamatan anggota keluarganya, termasuk anaknya. Ia akan melindungi anaknya dari hal-hal yang membahayakan anaknya baik fisiknya maupun psikisnya. Demikian juga ia berkewajiban memberi nafkah berupa pangan, sandang, dan tempat tinggal kepada anaknya.
Apabila kepala keluarga tidak dapat mencukupi nafkah keluarganya, atau ayah telah meninggal dunia, maka wali dari anak (diantaranya paman dari ayah, saudara laki-laki, dan kakek) diberi kewajiban mencukupi nafkah keluarga tersebut. Apabila jalur kerabat tidak ada yang bisa mencukupi nafkah anak, maka negaralah yang berkewajiban memberi nafkah kepada anak. Negara menyalurkan zakat atau sumber keuangan lain yang hak kepada keluarga yang tidak mampu. Bagaimanapun keadaannya, tidak pernah seorang anak harus menafkahi dirinya sendiri.
6. Hak pendidikan dalam keluarga
QS At-Tahrim ayat 6 : "Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…" Rasulullah juga mengajarkan betapa besarnya tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak. Sabdanya saw:"Tidaklah seorang anak yang lahir itu kecuali dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi."(HR Muslim). Anak pertama kali mendapatkan hak pendidikannya di keluarga, sebelum ia mendapatkan pendidikan di sekolah.
Mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara ibu dan ayah, sehingga diperlukan pasangan yang seaqidah, dan sepemahaman dalam pendidikan anak. Jika tidak demikian tentunya sulit mencapai tujuan pendidikan anak dalam keluarga. Anak pertama kali mendapatkan pengajaran nilai-nilai tauhid dari kedua orang tuanya, demikian juga mengenai ajaran-ajaran Islam yang lain. Anak mendapatkan pendidikan yang lebih banyak berupa contoh (teladan) dari kedua orang tuanya, di samping pendidikan dalam bentuk lisan, pembiasaan dan pemberian sanksi.
7. Hak mendapatkan kebutuhan pokok sebagai warga negara
Sebagai warga negara, anak juga mendapatkan haknya akan kebutuhan pokok yang disediakan secara massal oleh negara kepada semua warga negara. Kebutuhan pokok yang disediakan secara massal oleh negara meliputi: pendidikan di sekolah, pelayanan kesehatan, dan keamanan.
Pelayanan massal ini merupakan pelaksanaan kewajiban negara terhadap penguasa kepada rakyatnya, seperti sabda Rasulullah saw:
"Seorang imam (pemimpin) adalah bagaikan penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya."(HR Ahmad, Syaikhan, Tirmidzi, Abu Dawud, dari Ibnu Umar)
Apabila hak-hak anak seperti yang disebutkan di atas dipenuhi maka anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas: menjadi orang bertaqwa yang mampu mengendalikan hawa nafsunya sesuai perintah dan larangan Allah serta mampu mengelola kehidupan dunia dengan ilmu dan ketrampilannya. Kebutuhan fisiknya terpenuhi: kebutuhan gizinya terpenuhi, kebutuhan sandang dan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan terpenuhi, dan apabila ia sakit tidak ada hambatan baginya untuk mendapatkan pengobatan. Demikian pula ia tumbuh dalam suasana penuh kasih sayang, tentram dan aman. Dalam kondisi fisik dan psikis yang baik ia bisa melewati proses pendidikan sesuai fase perkembangannya di dalam keluarga, juga pendidikannya di sekolah secara optimal. Dengan demikian ia bisa menguasai dengan baik tsaqofah Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang diajarkan di sekolah untuk bekal kehidupannya kemudian hari.

AB III
KESIMPULAN
Perkembangan jaman yang di penuhi oleh peran teknologi seharusnya membuat orang tua was-was terhadap perkembangan anak pada saat ini. Misalnya televisi saja memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap kepribadian anak belum lagi dengan internet, HP, dan lain-lain. dengan perangkat teknologi itu semua bisa di dapatkan oleh anak-anak.
Hal lain yang perlu di perhatikan adalah, orang tua yang tidak perduli dengan pola pengasuhan anak dan cenderung membiarkan anak melakukan sesuatu semaunya. Hal ini tampa di imbangi dengan control dari orang tua, yang notabenya sibuk di kantor atau sibuk dengan hal-hal lainnya sehingga anak terbenkalai pengasuhanya.
Pada dasarnya islam telah mengatur pengasuhan anak ini mulai dari janin atau pada saat dia belum lahir. Islam telah memberikan solusi tapi masyarakat Indonesia yang notabenya adalah 80 % beragama islam mereka banyak yang tidak memahami bagaimana pola asuh anak berdasarkan ajaran islam. Hal ini diakibatkan oleh pengatahuan mereka yang minim tentang islam.
Pola pengsuhan berdasarkan islam adalah solusi kongkrit yang dapat mengurangi pembunuhan anak oleh orang tuan misalnya melalui aborsi, pemukulan anak, penelantaran anak dan lain sebagainya. Pada saat anak-anak pun anak di didik dengan baik itun yang di anjurkan oleh islam dalam Al-Qur’an dan Assunnah. Pemahamn inilah yang perlu di pahami oleh masyarakat saat ini.