AKTIVIS RELAWAN MAHASISWA INDONESIA

TMII

TMII

Kamis, 21 Juni 2012

CERITAKU


PRAKTIKUMKU
Ketika azan berkumandang jam 4.45 saya sudah mulai membuka mata sedikit demi sedikit secara perlahan. setelah saya sadar secara penuh saya langsung bagun dari tempat tidur, dan melangkahkan kaki ke kamar mandi  untuk berwudhu sekaligus menhilangkan rasa kantunk yang masih mendera. selesai  berwudu saya lansung menganti pakaian untuk sholat,  dan saya lansung berangkat ke masjid yang berdekata dengan kosan. ketika saya baru melangka keluar dari kosan langsung terdengar suara iqomat  dari toa masjid.
setelah saya pulang dari masjid, saya langsung menyiapakan apa-apa yang akan di bawa untuk praktikum hari ini. setelah selesai persiapan saya langsung mandi pagi, walaupun udaranya masih terasa dingin. jadwal praktikum pada hari ini, minggu 6 mei 2012 adalah olahraga bersama denagan anak-anak dan sekaligus menganalisis perilaku anak-anak.
setelah saya selesai mandi sa ya langsung menganti pakaian mengunakan baju kaos dan celana training.sekitar jam 5.30 saya sudah berangkat praktikum, hari  ini saya harus  berangkat lebih pagi karena temapat praktikum  yang lumayan jauh dari kampus dan membutuhkan waktu 30 menit jika mengunakan angkot. setelah mlakukan perjalanan selama 30 menit akhirnya saya samapai di rumah yatim. sesampainya saya di rumah yatim saya melihat anak-anak sudah menunggu, kami datang.
ketika kami berempat sudah berkumpul, kami langsung membariskan anak-anak supaya terlihat  rapih dan untuk segera melakukan senam pagi. setelah musik di setel kami langsung mulai pemanasan sesuai dengan irama lagu yang terdengar. yang mengikuti senam tidak hanya anak-anak, ada juga dari pengurus beliau menangani bidang pendidikan dan kesehatan.
tidak trasa kami sudah mulai berkeringat, dan badanpun sudah mulai terasa segar olahraga dengan hirup udara segar. setelah 30 menit kami melakukan senam, dan kita melanjutkan olahraga ke hutan kota yang berada tidak jauh dari asrama rumah yatim. anak-anak mulai bersiap-siap ada yang membawa raket ada juga yang membawa bola dan sepeda. setelah semuanya siap, kemudian kita berangkat barang-barabg ke hutan kota dengan jalan kaki bersama-sama.
setibanya kita di hutan kota tersebut kita langsung cari tempat untuk berolahraga, di hutan kkota ada lapangan buata bermain bolanya, ada juga tempat untuk main badmintonya ataupun tempat bermain sepeda. hutan kota sangat asri karena di kelilingi oleh pohon-pohon yang masih snagat hijau. sestelah kami menemukan lapangan lalu kami bersiap-siap untuk main bola, dan sebelum bermain bola kita membagi anak-anak jadi 2 team. selain yang bermain bola, ank-anak jug ada yang bermain badmonton di lapangan yang satunya lagi. saat sudah dimulai permainan bolah, bolah sudah mulai di oper-oper ke teman-teman satu temnya. terlihat juga anak-anak yang sedang mengocek bola.
Setelah mengoper bola kesana kemari dan akhirnya gooool…salah satu pemain dari tim saya memasukan gol ke tim lawan, sehingga skor menjadi 1-0. Sekarang bolah sudah mulai di bagikan kembali, bolah sudah mulai di oper-oper dan di gocek oleh salah satu tim. Pada saat permainan kadang ada saja candaan yang membuat kita semua tertawa. Anak yang masih sangat lucu-lucunya dan terlihat lucu juga sat bermain bola sehingga membuat saya tertawa. Tidak terasa kami sudah bermain cukup lama, sehingga badan kami di basahi oleh keringat dan baju yang membungkus badan kami pun menjadi basah. Skor permainan bola menjadi 5-3 jadi sebagai pemenangnya adalah tim saya.
Tepat di atas lapangan tempat kami bermain bola saya melihat sebagaian anak-anak yang masih bermain badminton. Anak yang bermain badminton di temani oleh Putri dan Aldi, mereka masih menapak-nepak koknya. Kami yang habis main bolah langsung mendekati anak-anak yang sedang bermain badminton, kebetulan tempat mereka main badminton dekat denga saung kecil. Setelah merasa capek bermain bola kami melepas lelah dengan duduk-duduk di atas saung kecil. Sambil kami duduk-duduk, eh.. ternyata ka Aldi bawa kue dan kuenya ada tiga jenis sakah satunya ada risol. Kue yang sudah di sediakan langsunga kami santab, dan di ikuti oleha anak-anak yang sednag bermain bdaminto. Mereka lagsung behenti ketika melihata kamai yang lagi istirahat menyantap kue.
Usai kami istirahat  kami langsung kembali ke asrama, kami kembali berjalan kaki ke asrama berjalan bersama-sama ternayat tidak terasa capek. Tidak terasa kami sudh sampai asrama, setibanya di asrama ada yang langsung mandi ada juga yang langsung makan, kami berempat istirahat di luar asrama sambil duduk-duduk di kursi yang sudah disediakan.
Pada saat kai sedang istirahat tiba-tiba saja kami di bawakan mie goring, ternyata kami di buatkan mie juga. Dengan penuh basa-basi kami menyatap mie goreng yang sudah di sediakan, sekarang kami sudah mulai focus untuk menyatap mie goring tadi. Akhirnya mie gorenga kami habis, lalu istirahat sejenak setelah makan mie. Kami pamit pulang setelah cukup lama beristirahat dan menyatap mie goring, tapi sebelum pulang kami mengisi absen terlebih dahulu.
Ada hal-hal yang mengasikkan saat prakrikum ada juga hal-hal yang membuat pusing, ini adala praktikum pertama saya sehingga menjadi pengalaman berharga buat saya saat menjalankan praktikum ini. Saya masih merasa ada yang kuarang dengan praktikum yang kami lakukan, kadang ada hal-hal yang sesuai dengan metode praktikum yang sudah di buat.
Hari ini terasa sangat lelah tapi sanagat membahagiakan karena bias bermain bersama anak-anak yang umurnya masih sangat menyenangkan. Menjadi sebuah hiburan tersendiri buat saya jika dekat denag anak-anak. Selain sehat badan pagi ini saya juga mendapat sehat psikis hehehe
        

Kamis, 14 Juni 2012

KENAPA SINETRON SANGAT BERBAHAYA


BAB 1 PENDAHULUAN


1.1 Alasan Memilih Tema Ini

Saat ini televisi termasuk dalam kategori barang kebutuhan pokok dalam masyarakat, semua masyarakat dapat memiliki televisi dengan mudah dan dengan harga yang bisa dikatakan “murah” dibanding di beberapa waktu sebelumnya. Dari televisi ini nantinya masyarakat akan memperoleh tayangan-tayangan yang dapat menghibur atau memberikan informasi seperti yang diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri.
Sebuah acara di televisi dapat disaksikan oleh jutaan manusia secara bersamaan. Survei International Foundation for Election System (IFES) mengungkapkan, 85 persen masyarakat Indonesia memperoleh informasi dari televisi. Sedangkan menurut Media Index Wave 2005, televisi dikonsumsi 92 persen masyarakat Indonesia, mengalahkan suratkabar yang cuma 28 persen dan majalah dengan 19 persen. Jangkauan pemirsa sudah mencapai ke seluruh pelosok nusantara[1].
Membaca riset dari kompas.com, penonton sinetron mengalami peningkatan 51%, dari rata-rata 969 ribu orang pada kuartal pertama tahun 2010 menjadi 1,4 juta orang pada periode tahun 2011. Terkesan bahwa pemain dibalik layar sinetron sangatlah egois, hanya mengejar rating penonton dan mendapatkan iklan yang banyak kemudian mendapat uang yang banyak pula[2].

Berbagai tayangan dapat hadir di layar televisi anda saat ini, baik tayangan yang nantinya memberikan nilai positif atau bahkan sebaliknya (negatif). Begitu juga dengan tayangan informasi yang disajikan oleh televisi tidak semua kategori informasi itu baik untuk kita lihat terutama oleh anak dibawah umur yang tidak didampingi orang tua,contohnya tayangan seperti; Buser, Sergap, Patroli dimana tayangan ini berisi informasi mengenai kejadian tindak kriminal, dalam tayangan tidak ada sensor untuk suatu kejadian semua ditayangkan secara utuh, sehingga bagi mereka yang tidak paham betul akan tayangan ini akan membawa dampak buruk (secara tidak langsung akan menginspirasi mereka untuk melakukan tindakan seperti apa yang mereka lihat).
Begitu juga dengan fenomena tayangan hiburan yang begitu marak menghiasi layar televisi kita dengan istilah yang kita kenal yaitu sinetron (sinema elektronik) atau di luar negeri lebih dikenal dengan istilah opera sabun (heavy soap opera)[3]. Dalam cerita sinetron banyak diangkat tentang pertengkaran suami istri dalam rumah tangga karena hal-hal yang sangat sepele. Banyak juga cerita tentang pertselingkuhan suami ataupun istri sehingga untuk menyelesaikanya harus dengan berantam ataupun dengan perceraian.
Para pecandu berat televisi (heavy viewers) akan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi adalah dunia senyatanya. Program acara sinetron yang diputar televisi swasta Indonesia saat ini nyaris seragam, masing-masing sinetron tersebut membahas konflik suami istri, dan lain-lain. Para pecandu berat televisi akan mengatakan bahwa di masyarakat sekarang banyak terjadi gejala yang sama dengan apa yang digambarkan dalam sinetron di televisi. Pendapat itu mungkin tidak salah, tapi terlalu menggeneralisasi ke semua lapisan masyarakat.
Hal ini menjadi tangung jawa kita semua terutama pemerintah mengenai kebijakannya untuk membenahi aturan yang berlaku mengenai tanyangn sinetron. Pemrintah harus benar-benar memperhatikan karena tanyangn sinetron dapat mempengaruhi kehidupan social masyarakat terutama masyarakat kelas bawah dan menegah yang menjadi konsumsi utama sinetron. Seharusnya pemerintah dapat belajar dari masa lalu akan sinetron, sinetron harus ditata dan diatur juga. Fungsi pendidikan harus digarisbawahi, agar masyarakat dapat mencerna apa yang mereka lihat dan menjadi inspirasi bagi kehidupannya.
Indonesia sebagai negara welfare state yang dapat mengurusi atau ikut mencampuri kehidupan rakyatnya agar lebih baik maka pemerintah seharusnya tegas membuat aturan dan membentuk identitas media televisi terutama sinetron. Memang sekarang jaman serba bebas, tetapi bebas tak beraturan juga akan menimbulkan kebobrokan disana-sini, seharusnya kebebasan ditunggangi dengan rasa tanggung

 

1.2 Tema


Makalah ini bertema Peran Tayangan Sinetron Terhadap Peningkatan Kekerasan Dalam Rumah Tangga”

1.3 Perumusan masalah


a)      Apakah tayangan sinetron dapat merubah pola pikir masyarakat yang menontonya?
b)      Seberapa besarkah pengaruh sinetron terhadap peningkatan Kekerasan Dalam Rumah Tangga?

1.4 Tujuan


a)      Makalah ini di buat bertujuan untuk memahami dampak-dampak sinetron terhadap penontonya.
b)      Memahmi bagaimana proses pnigkatan KDRT yang di akibatkan oleh sinetron.

BAB II PEMBAHASA

II.1 Temuan Permasalahan

Televisi merupakan media komunikasi paling efektif untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi orang lain. Jika mengamati setiap keluarga yang ada, maka salah satu barang pokok yang ada di setiap keluarga adalah televisi. Saat ini, hampir seluruh keluarga memiliki televisi. Dengan kata lain, akses informasi melalui televisi mampu diterima oleh hampir setiap keluarga yang memiliki televisi.
Acara yang mendominasi di stasiun televisi adalah sinetron kecuali stasiun tv yang memiliki genre khusus seperti Metro TV. Secara umum, hampir sebagian besar slot waktu stasiun TV didominasi oleh sinetron. Mulai dari prime time atau waktu yang menjadi waktu utama hingga pagi hari ketika aktivitas luar rumah tinggi. Waktu utama tayangan televisi pun semakin lebar. Jika beberapa tahun yang lalu waktu utama siaran televisi sekitar pukul 19.00 s.d 21.00 tetapi sekarang menjadi 18.00 s.d 23.00. Seperti yang dikutip dari ungkapan Marketing and Communication Execuitve AGB Nielsen, Andini. Indikasi utama adalah acara-acara yang memiliki rating tinggi berada di waktu utama tersebut. Sebuah stasiun televisi swasta nasional ada yang memiliki slot waktu tayang sinetron dalam sehari mencapai 7 jam. Waktu penayangannya pun berada di waktu utama, yakni pukul 18.00 s.d 22.00 malam. Jika kita mendefinisikan waktu utama sebagai waktu potensi paling besar pemirsa menyaksikan tayangan maka demikian tinggi penghargaan terhadap sinetron.
Penayangan sinetron di waktu utama memiliki berbagai implikasi terhadap masyarakat. Penonton disuguhkan dengan tayangan sinetron di waktu mereka memiliki kesempatan untuk menyaksikan televisi baik secara individu maupun bersama keluarga. Sehingga mungkin sekali sinetron untuk mencapai rating tinggi.
Hampir semua stasiun televisi berlomba untuk memproduksi sinetron yang bekerja sama dengan production House. Tingkat persaingan antar stasiun televisi pun semakin ketat. Ada beberapa faktor yang mendorong lakunya permintaan terhadap tayangan sinetron. Faktor tersebut diantaranya adalah daya tarik cerita dan tokoh cerita yang digemari. Sedangkan ketertarikan stasiun swasta untuk memproduksi sinetron didorong permintaan dan daya jual tinggi dengan biaya murah. Jika mengamati cerita yang disuguhkan, relatif tidak ada perubahan dari satu sinetron ke sinetron yang lain.
Setiap orang jika ditanya apakah sinetron kebanyakan di Indonesia dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, maka jawabannya pasti tergantung cara pikir orang tersebut. Ini cuma sekedar hiburan. Kalau orang yang berpikiran kolot dan kuno akan menganggap sinetron tidak mendidik, contoh yang tidak baik. Benarkan demikian, mari kita analisa bareng-bareng. Kondisi kontent sinetron Indonesia
Saat ini yang ciri khas disemua stasiun tv yang menayangkan sinetron yang berbau pertengkaran antara suami dan istri sehigga menimbulkan pertengkaran dan perceraian dalam rumah tangga. Dalam sinetron itu si jahat punya segudang rencana jahat. Main tampar, pukul, marah-marah, beradu mulut, dendam, muka licik adalah warna utama sinetron Indonesia. Hanya satu dua saja yang tanpa warna tersebut.
Lantas nilai apa yang diperoleh oleh ibu rumah tangga yang menyaksikan tayangan sinetron glamour dan gemerlap penuh kemewahan sedangkan kondisi ekonomi mereka berbeda jauh dari tayangan tersebut. Alhasil muncul sikap kontraproduktif dari pemirsa bahkan justru mendorong budaya konsumerisme. Keadaan inilah yang akan memicu kekerasan dalam rumah tangga akibat keadaan ekonomi yang pas-pasan tapi mengiginkan kehidupan seperti orang kaya akhirnya mereka selalu merasa kekurangan dan selalu menuntut kepada suami untuk bekerja keras mencari uang karena tekanan ini timbulah pertengkaran dalam rumah tangga karena masalah ekonomi.
KDRT di Indonesia[4], Sepanjang tahun 2006 angka Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Indonesia dipastikan meningkat dibandingkan dengan tahun 2005. Temuan ini tentu saja cukup mengejutkan, mengingat telah diratifikasikannya UU No 23 Tahun 2004 tentang Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT).
Komnas Perempuan dan Yayasan Mitra Perempuan melaporkan hasil penelitian mereka tentang kondisi KDRT di Indonesia. Komnas perempuan mencatat jumlah sejak tahun 2001 terdapat 3.169 kasus KDRT. Jumlah itu meningkat 61% pada tahun 2002 (5.163 kasus). Pada 2003, kasus meningkat 66% menjadi 7.787 kasus, lalu 2004 meningkat 56% (14.020) dan 2005 meningkat 69% (20.391 kasus). Pada 2006 penambahan diperkirakan 70%. Mitra Perempuan mencatat perempuan yang mengalami kekerasan psikis menduduki urutan pertama kekerasan dalam rumah tangga. Urutan selanjutnya, perempuan yang mengalami kekerasan fisik sebanyak 63,99 persen, perempuan yang ditelantarkan ekonominya sebanyak 63,69 persen, kekerasan seksual sebanyak 30,95 persen.
Menurut Purnianti (Kriminolog UI dan anggota Mitra Perempuan) korban kekerasan yang mengalami kekerasan fisik, kemungkinan mengalami gangguan psikis. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa 9 dari 10 perempuan yang mengalami kekerasan fisik mengalami gangguan mental. Mitra Perempuan juga mengungkapkan, pelaku kekerasan dalam rumah tangga itu sebagian besar dilakukan suami atau mantan suami, yakni mencapai 79,76 persen. Sedangkan 4,95 persen perempuan yang mengalami kekerasan adalah anak-anak di bawah umur atau 18 tahun ke bawah (Kompas, 26 Desember 2006). Hampir 52% pelaku adalah suami, 23% karena tekanan ekonomi, sisanya karena pertengkaran, pemabok dan pelaku narapidana. Rekomendasi yang diberikan Mitra perempuan antara lain adalah penyadaran dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa KDRT bukanlah sekedar persoalan internal rumah tangga, tetapi adalah perilaku kriminal dan harus diadukan ke polisi. Selain itu perlu dilakukan pendidikan publik mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan pendidikan itu difokuskan pada perempuan.

II.2 Solusi

Permasalahan ini dapat di selesaiakan apabila pemrintah menata ulang mengenai hukum tentang perfileman di indonesia, yaitu undanng-undang penyiaran. Aturan penyiaran yang longgar membuat orang-orang banyak memproduksi sinetron karena bisnis dan keuntungan tampa melihat akibat dari tayangan sinetron tersebut. Apabila berurusan dengan hukum maka pekerja social melakukan advokasi kepada pemirintah, dan mengontrol perjalanan Udang-udang penyiaran. Sehingga sinetron yang di siarkan mengedepankan budaya yang positif terhadap masyarakat.
Pemirintah dan kita semua harus melakukan penyuluhan-penyuluhan kemasyarakat untuk memberikan pemahaman tentang sinetron. Sehingga masyarakat bisa memiulih mana tontonan yang baik buat mereka menurut budaya ketimuran.   

II.3 Teori Dan Contoh Kasus

II.3.1 Teori

Teori imitasi[5], teori ini merupakan teori yang didapat dari perercobaan Skinner dan Watson, yaitu teori imitasi yang diutarakan oleh Bandura, dan teori pendidikan terutama yang berkaitan dengan motivasi dan kesulitan belajar. Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.
Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.
 Teori jarum hipodermik[6] Teori ini mengasumsikan bahwa para pengelola media dianggap sebagai orang yang lebih pintar dibanding pemirsa (audience).Akibatnya, pemirsa (audience) bisa dikelabui sedemikian rupa dari apa yang disiarkannya.Teori ini mengasumsikan media massa mempunyai pemikiran bahwa audience bisa ditundukkan sedemikian rupa atau bahkan bisa dibentuk dengan cara apa pun yang dikehendaki media.Intinya,sebagaimana dikatakan oleh Jason dan Anne Hill (1997), media massa dalam Teori Jarum Hipodermik mempunyai efek langsung “disuntikkan” ke dalam ketidaksadaran audience.
Berbagai perilaku yang diperlihatkan televisi dalam adegan filmnya atau sinetron memberi rangsangan masyarakat untuk menirunya.Padahal semua orang tahu bahwa apa yang disajikan itu semua bukan yang terjadi sebenarnya.Akan tetapi, karena begitu kuatnya pengaruh televisi, penonton tidak kuasa untuk melepaskan diri dari keterpengaruhan itu.

Teori kultivasi[7], menurut Teori Kultivasi, televisi menjadi alat atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya.Persepsi apa yang terbangun di benak penonton tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi.Ini artinya, melalui kontak penonton dengan televisi, ia belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya, serta adat kebiasaannya.
Gerbner berpendapat bahwa, media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu.Media pun kemudian memelihara dan menyebarkan sikap dan nilai itu antar anggota masyarakat kemudian mengikatnya bersama-sama pula.Dengan kata lain, media mempengaruhi penonton dan masing-masing penonton meyakininya.Jadi, para pecandu televisi akan memiliki kecendrungan sikap yang sama satu sama lain.
Teori agenda setting[8] Dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw, mereka mengatakan, bahwa: Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka ia akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Pada teori ini, media tidak menentukan “what to think” ,tetapi “what to think about”. Teori ini terdiri atas asumsi bahwa media atau pers “does not reflect reallity, but rether filters and shapes it much as a caleidoscope filters and shape it”.Dari sekian peristiwa dan kenyataan sosial yang terjadi, media massa memilih dan memilahnya berdasarkan kategori tertentu, dan menyampaikan kepada khalayak_dan khalayak menerima bahwa hal tersebut adalah penting.

II.3.2 Contoh Kasus


Istri Potong Kemaluan Suami[9], TEMPO Interaktif, Jakarta - Perasaan cemburu Erlia, 32 tahun, pada suaminya Astiu, 35 tahun, sudah memuncak. Saat tidur, ia memotong kemaluan sang suami Senin (7/3). “Astiu berteriak minta tolong sehingga mengundang perhatian warga sekitarnya,” kata Kepala Kepolisian Resor Donggala Ajun Komisaris Besar I Nengah Subagiai.
Subagiai mengatakan, Astiu menjerit karena rasa sakit dan darah yang mengucur. Teriakannya membuat tetangganya berhambur menuju ruamah Astiu di Labuan Induk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Sulwesi Tengah. Warga kemudian membawa Astiu ke Rumah Sakit Umum Madani, Kelurahan Mamboro, Palu Utara. Ia menjalani operasi.
Kepala Kepolisian Sektor Labuan Ajun Komisaris Andi Mappaimang korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Anutapura Palu. Luka yang diderita Astiu cukup parah. Ia harus dioperasi. "Waktu di RS Madani itu, korban mendapat 10 jahitan di bagian kemaluannya." Polisi masih memeriksa korban dan pelaku untuk dimintai keterangan terkait penganiayaan tersebut. Namun polisi masih belum memastikan motif dari Erlia. "Dugaan kami tidak jauh dari urusan perempuan," kata I Nengah. Erlia kini ditahan di Markas Kepolisian Sektor Labuan. "Istri korban telah berstatus tersangka dan ditahan."
Diduga Jaksa “Masuk Angin”, Pelaku KDRT Dituntut 2 Tahun[10], Sidang lanjutan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kembali digelar di Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat dengan terdakwa Amiauw alias Muhamad Hanafi, agenda sidang yang membacakan tuntutan mendapat sorotan dari berbagai kalangan, pasalnya pelaksanaan sidang ini dinilai banyak kejanggalan. Setelah mangkir beberapa kali Jaksa Penuntut Umum dalam bacaan tuntutannya menilai dan menimbang bahwa terdakwa tidak menyesali perbuatannya dan yang meringankan terdakwa selama ini tidak pernah dihukum, untuk itu terdakwa di tuntut dengan hukuman 2 tahun penjara dan dipotong masa tahanan.
Menanggapi tuntutan jaksa, keluarga korban kecewa karena apa yang dilakukan terdakwa tidak seimbang dengan hukuman yang dijatuhkan, pasalnya selain korban menderita secara pisik korban juga sudah menderita secara psikis. Menurut Solihin HD kuasa hukum korban, harusnya pelaku dijerat dengan pasal 44, 45 dan 46 UU RI No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, “inilah kenyataan hukum di negara kita, sudah jelas-jelas korban menderita, pelaku dituntut hanya 2 tahun belum nanti dikurangi masa tahanan dan lain-lain, saya rasa jaksa harus melihat dengan jeli kasus ini” ujarnya
Menurut sumber yang tak mau disebut namanya, ada “sidang dibawah meja” antara pelaku, jaksa dan panitera untuk meringankan jeratan dan hukuman pelaku, smuanya sudah dirancang sedemikian rupa agar terlihat biasa saat tampil di depan umum, ya layaknya sinetron” ungkapnya.Korban pun merasa kawatir dengan tuntutan jaksa, karena pelaku pernah mengancam akan membunuh korban jika nanti bebas, “saya takut mas, terus terang saya masih trauma dengan semua kejadian itu” ujar vera. Sidang KDRT yang digelar di pengadilan negeri Jakarta pusat ini cukup mendapat perhatian, selain dari komas perempuan dan perlindungan anak serta dari LSM yang konsen terhadap kaum hawa pun memantau jalannya persidangan.

BAB III PENUTUP


Persinetronan Indonesia masih belum memiliki identitas, masih terlalu melihat pasar daripada mementingkan nilai-nilai bijak yang akan disampaikan. Padahal media televisi merupakan media paling efektif dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat, karena visual akan mudah ditangkap dan dicerna oleh penontonnya. Tak ada pesan yang mereka sampaikan, hanya masalah keluarga, tak ada pesan terselubung untuk mendidik masyarakat menjadi lebih baik. Orang-orang yang menonton sinetron sekarang akan “dicuci otaknya” bahwa kehidupan adalah cinta, masalah keluarga, dan perkelahian sinis antar orang.
Tayangan sinetron  telah mencuci otak masyarakat atau telah mengubah pola pikir masyarakat. Banyak oarng-orang yang tidak memiliki kemampuan secara ekonomi, setelah dididik oleh sinetron gaya hidup mereka sudah seperti sinetron, perkelahian yang terjadi dalam rumah tangga anatar susmi dan istri ya ng akhiornya menimbulkan p;erceraian atau  yang lebih sadisnya adalah pembunuhan oleh suami ataupun oleh istri.
Tayangan sinetron juga memberikan peran juga terhadap penigkatan kekerasan dalam trumah tangga. Bagi orang yang tidak mengerti akan m mempraktekan apa yang dilihatnya di dalam sinetron ke dunia nyata. Terlalu mendramatisir sinetron membuat orang bertingkah laku layaknya sinetron di dunia nyata. Kasus kekerasan dalam rumah tangga semakin meningkat taiapa tahunya.


[1] http://bobby86.wordpress.com/2009/02/10/sinetron-dan-dampak-yang-ditimbulkannya
[2] Kompas.com
[3] http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/10/07/125905/Tayangan-Televisi-Picu-KDRT
[4] http://www.fahmina.or.id/artikel-a-berita/mutiara-arsip/651-kdrt-banyak-terjadi-di-sekitar-kita.html
[5]Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi
[6] http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/10/07/125905/Tayangan-Televisi-Picu-KDRT
[7] http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/10/07/125905/Tayangan-Televisi-Picu-KDRT
[8] http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/10/07/125905/Tayangan-Televisi-Picu-KDRT
[9] http://www.tempo.co/read/news/2011/03/07/179318295/Istri-Potong-Kemaluan-Suami
[10] http://hukum.kompasiana.com/2011/11/09/diduga-jaksa-%E2%80%9Cmasuk-angin%E2%80%9D-pelaku-kdrt-dituntut-2-tahun/

PERAN TAYANGAN SINETRON TERHADAP PENINGKATAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian
A.Pengaruh Sinetron Terhadap Pola Pikir Masyarakat
Perkembangan sinetron di Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan jumlah stasiun televisi. Saat ini ada belasan saluran TV dengan skala cakupan siaran nasional dan puluhan atau bahkan ratusan stasiun TV lokal pada tiap wilayah. Semua berlomba menayangkan acara yang terbaik agar ditonton banyak orang agar rating meningkat dan akhirnya pemasukan pendapatan dari iklan pun mengalir deras.

Sinetron adalah singkatan dari sinema elektronik adalah salah satu acara TV yang disukai masyarakat secara umum. Hampir setiap TV nasional di Indonesia menayangkan berbagai judul sinetron andalannya. Namun pada umumnya sinetron di negara kita ini sebagian besar hanya menonjolkan pada sisi cerita dan rating saja tanpa memperdulikan efek yang ditimbulkan oleh sinetron-sinetron tersebut.

Di bawah ini adalah beberapa ciri sinetron khas Indonesia yang kurang mendidik :
1.      Bercerita tentang seseorang yang penuh penderitaan lahir batin (lemah daya).
2.      Ada tokoh antagonis yang sadis dengan akting yang berlebihan dan tidak wajar selayaknya penjahat normal.
3.      Biasanya bahagia di akhir cerita alias happy ending.
4.      Semakin tokohnya menderita penuh tangisan semakin bagus.
5.      Kadang kalau cerita habis, dibuat cerita tambahan yang terkadang terlihat maksa.
6.      Tokoh utamanya dipilih yang ganteng & cantik saja
7.      Tidak sesuai dengan perilaku dan gaya hidup di daerah mana pun di Indonesia.
8.      Memperlihatkan dan mengumbar kemewahan duniawi.
9.      Kurang isi pesan / makna positif di balik cerita.
10.    Cerita dibuat berseri dengan akhir yang ngambang supaya yang nonton jadi gemes dan penasaran.
11.  Cerita selanjutnya bersambung minggu depan terasa sangat lama sekali sehingga yang ketagihan nonton sering teringat terus.

Seorang korban sinetron mungkin secara tidak sadar akan meniru pengeruh buruk apa yang ia tonton di tv. Bisa jadi dari sisi berpakaian dan dandanan yang kurang sopan dan wajar, sisi perilaku peran antagonis, sisi peran utama yang menerima penderitaan tanpa usaha dan hanya menanti uluran bantuan orang lain, meniru adegan-adegan tertentu yang dinilai aneh bagi masyarakat, membuat orang-orang desa bermimpi bisa kaya raya seperti di tv dan dapat memicu urbanisasi, dan sebagainya.
Kita sebagai mahasiswa harus bisa memberikan pengertian kepada masyarakat tentang  dampak negative dari tanyangan sinetron, maka sinetron sampah yang kurang mendidik akan musnah diganti dengan tayangan lain yang lebih memberi pengetahuan dan motivasi untuk hidup lebih baik namun tetap mengedepankan aspek hiburan. Para pembuat sinetron harus menyadari bahwa masyarakat Indonesia butuh motivasi dan bimbingan untuk keluar dari krisis ekonomi dan moral sehingga meraka sewajarnya menciptakan sinetron yang dapat memperbaiki kondisi bangsa ini. Mari Perbaiki Bangsa Ini Dengan Tayangan Televisi Yang Mendidik

Identifikasi dan Perumusan Masalah
A.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui dalam tayangan sinetron:
1. Gaya hidup mewah
2. Tidak hormat kepada orang tua, kurang ajar, dan berani membentak orang tua.
3. Sifat materialistis
4. Emosi yang meledak-ledak

B.     Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah penelitian yakni sebagai berikut :
a)      Apakah tayangan sinetron dapat merubah pola pikir masyarakat desa kampung sawah lama ciputat Rt4/Rw4 ?
b)      Seberapa besarkah pengaruh sinetron terhadap kualitas masyarakat desa kampung sawah lama ciputat Rt4/Rw4 ?
Maksud dan Tujuan Penelitian
A.    Maksud Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan dari dua masalah di atas.

B.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan untuk :
1.     Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap tayangan sinetron.
2.     Menganalisis besarnya pengaruh tayangan sinetron terhadap perilaku dan gaya hidup di masyarakat desa kampung sawah lama ciputat Rt4/Rw4.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi keilmuan maupun dari segi praktis yaitu :
a)      Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan konstribusi untuk mengembangkan ilmu khususnya ilmu kesejahteraan sosial.
b)      Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah khususnya masyarakat desa kampung sawah lama ciputat Rt4/Rw4, dalam menanggulangi dampak sinetron.

Metode penelitian
Dalam penelitian kami mengunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.


BAB II
PERSPEKTIF TEORITIS
Teori Imitasi
Teori-teori psikologi modern mengenai tingkah laku cukup mempengaruhi para psikolog dalam memahami kehidupan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para manusia modern. Teori-teori yang menjadi patokan bagi kami dalam menganalisis permasalah dampak sinetron terhadap pola pikir masyarakat kampung sawah lama.
Kami menggunakan teori Imitasi, teori ini merupakan teori yang didapat dari perercobaan Skinner dan Watson, yaitu teori imitasi yang diutarakan oleh Bandura, dan teori pendidikan terutama yang berkaitan dengan motivasi dan kesulitan belajar.
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.
Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.





BAB III
METODE PENELITIAN
Deskripsi Setting Penelitian
Kami malakukan penelitian di sebuah perkampungan  yang tepatnya adalah kampung sawah Rt 04/Rw 04. Di perkampungan ini kami melakukan wawancara dengan satu keluarga, sebut saja keluarga Pak H.M.Anhar, keluarga pak Anhar  memiliki rumah yang berukuran sedang. Di depan rumah beliau dijadikan sebagai toko sembako. Rumah pak Anhar memiliki pagar berwarna hijau dan pagar tersebut memiliki pintu kecil. Di depan rumannya tersedia 4 kursi dan satu meja, rumah pak Anhar dekat sekali dengan jalan yang biasa dilalui oleh warga setempat.
Rumah pak Anhar dikelilingi oleh rumah warga lain yang tidak jauh berbeda dengan rumah pak Anhar besarnya. Perkampungan sawah lama memiliki kepadatan penduduk yang cukup padat, sehingga rumahnya berdempet-dempet. Selain itu rumah di perkampungan sawah lama hamper semuanya bagunan permanen.
Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data kami mengunakan metode wawancara, wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang kami gunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah tehnik wawancara mendalam. Kami melakukan wawancara mendalam (in–depth interview) dengan proses menggalih keterangan untuk tujuan penelitian dari klien dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana kami dan informan terlibat dalam komunikasi secara langsung.
Pada saat kami melakukan wawancara kami mewawacara dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada informan untuk di jawab. Kami juga menguankan alat bantu seperti perekam, kertas, pulpen dan kamera untuk dokumentasi proses wawancara kami.   

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Subyek Penelitian
Pada penelitian ini keluarga Pak Haji Muhammad Anhar yang menjadi objek subyek penelitian sebagai sumber informasi. Dari keluarga Pak haji Anhar dapat di klasifikasikan anggota keluarga yang suka menonoton sinetro dan yang tiodak suka menonton sinetron. Kalsifikasi tersebut sebagai beriku:

1.      Pak H.M.Anhar yang berumur 60 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta, beliau suka  menonton sinetronyang bertema religi dan beliau lebih senang menonton berita atau olahraga.
2.      Ibu Badriah yang berumur 50 tahun dan sebagai ibu rumah tangga, beliau senang nonton sinetron.
3.      Abadi Azhar yang berumur 22 tahun dan berstatus sebagai mahasiswa, ia senang menonton kususnya sinetron remaja.
4.      Sofi yang berumur 17 tahun dan berstatus sebagai pelajar SMA, ia senang menonton sinetron.

B.     Hasil penelitian
A.    Sosok yang paling berpengaruh dalam kasus ini.
Setelah kami malakukan wawancara langsung kepada narasumber, dari anggota keluarga pak anhar yang paling berpengaruh adalah anaknya yang bernama Sofi. Ia baru duduk di kelas 2 SMA dan baru berumur 17 tahun. Kesenangnya meneonton sinetron membuat ia terpengaruh oleh sinetron tersebut, sebut saja sinetron yang ia sukai adalah  sinetro Cinta Cenat Cenut yang sering ditayangkan setiap hari pada pukul 19.00 sampai dengan pukul 20.00 di stasiun TRANS TV.
Kesenangan ia menonton sinetron membawa dampak yang negative bagi dirinya, dampak negative dari sinetron yang mempengaruhi dirinya yaitu sulit untuk dinasihati oleh orang tua, dengan menonton sinetron ia sering lupa waktu untuk melakukan ibadah, dan belajar. Selain itu ia suka memberikan respon yang lama apabila ia disuruh oleh orang tua.
B.     Hubungan dalam keluarga bapak anhar.
Dalam keluarga yang paling memiliki dominasi adalah pak anhar sendiri, karena beliau sebagai seorang kepala keluarga. Beliau adalah sosok kepala keluarga yang tegas terhadap istri dan anak-anaknya. Ketegasan beliau ini mengajarkan kedisiplinan terhadap istri dan anak-anaknya. Agar istri dan anaknya dapat mengurangi kebiasaan menonton sinetron dirumah, beliau membatasi waktu menonton Tv bagi istri dan anak-anaknya.
C.     Solusi Hasil Analisis Klien.
Dari permasalahan yang kami teliti ini ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh penulis yaitu:
a)      Agar anak tidak sering menonton sinetron, maka orang tua harus memberikan contoh bahwa orang tua tidak sering menonton sinetron sehingga anak tidak meniru prilaku orang tua yang menonton sinetron.
b)      Sebagai orang tua harus mengatur jadwal menonton TV pada waktu tertentu yang hanya ada acara anak-anak saja.
c)      Mengisi waktu anak dengan hal yang bermanfaaat yaitu mengaji di masjid, mengikuti LES dan Privat di luar jam pelajaran sekolah.
d)     Menerangkan dampak negative kepada anaknya tentang hal-hal yang buruk yang ada dalam tayangan sinetron.
e)      Memberikan teguran secara tegas terhadap anak yang tidak mau mendengarkan larangan dari orang tua, jika si anak tetap membandel untuk menonton sinetron. 

Pengaruh Sinetron Terhadap Tingkat Pendidikan Masyarakat.
Kelompok Masyarakat Secara Akademis
Intensitas Menonton Sinetron
Kelompok masyarakat menengah kebawah
Pada kelompok masyarakat ini setelah kami wawancarai tiga kelompok masyaaraakat yang memiliki perbedaan secara akademis. Pada kelompok masyarakat ini intensitas menonton sinetron lebih tinggi dibandingkan dua kelompok lainya. Hal ini terjadi Karena dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah. Karena tingkat pendidikan yang rendah membuat orang tidak memahami dan tidak selektif terhadap hal-hal yang ia pelaajari dalam hidupnya, sehingga hal-hal yang ia pelajari tersebut diterima tanpa ada penyaringan dahulu, mana yang baik dan mana yang buruk.
Kelompok masyarakat menengah
Pada kelompok masyarakat ini intensitas menonton TV atau sinetron tidak seperti kelompok masyarakat yang pertama. Pada kelompok ini sudah mampu untuk memilih acara TV yang baik untuk keluarganya, walaupun pada kenyataanya dalam kelompok masyaarakat ini masih ada yang menonton sinetron, tapi pemahamanya tidak seperti kelompok yang pertama.
Kelompok masyarakat menengah atas
Pada kelompok terakhir ini masyarakat sudah memiliki pendidikan yang bagus sehingga mereka sangat selektif terhadap acara-acara TV yang mereka tonton. Pada kelompok ini kecenderungan menonton sinetron hamper tidak ada karena pada kelompok ini sudah memahami kandungan-kandungan yang ada dalam acara sinetron. Mereka menganggap acara yang tidak bagus untuk di tonton oleh lingkungan keluarga.






BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa sinetron tetap memiliki pengaruh terhadap perilaku penontonya, terlepas dari penonton tersebut sanggup atau tidaknya memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dirinya. Walaupun kecil sinetron tetap memiliki dampak terhadap perubahan perilaku penontonya. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap opini masyarakat mengenai sinetron. Dampak dari menonton sinetron dapat terlihat dari tingkah laku, cara berpakaian seseorang yang berlebihan, gaya hidup yang mewah dan menonjolkan kekayaan. 

Lampiran
Proses Tanya Jawab Dengan Keluarga Pak Anhar
a)      Pendapat Pak Anhar
Pada saat  ditanya Apakah bapak pernah nonton Sinetron di rumah bersama keluarga?
Bapak Anhar mengatakan beliau pernah menonton sinetron dirumah, tapi beliau menonton sinetron yang bertema religi atau yang bertemakan islami seperti sinetron islam KTP, PPT. Menurut beliau dengan menonton sinetron yang bertema islami mempunyai dampak positive bagi keluarganya, karena di dalam sinetron yang bertemakan islami ini banyak sekali pesan-pesan moral yang disampaikan kepada penonton yang baik untuk diresapi dan dipahami bagi masyarakat. Sinetron yang bertemakan tentang percintaan atau perebutan harta keluarga,  yang sering tayang di beberapa banyak stasiun tv ini, banyak mempunyai pengaruh negative bagi pola pikir masyarakat zaman sekarang. Beliau mengatakan juga bahwa sinetron pada zaman ini selalu menonjolkan kekayaan, kekerasan dalam rumah tangga, kemewahan, perceraian, dan kecemburuan sosial di dalam masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan banyak dampak negative di dalam diri masyarakat. Penayangan sinetron pada zaman ini banyak mempunyai dampak menyimpang bagi gaya hidup masyarakat yang meniru gaya hidup yang ada di sinetron tersebut.
Ketika ditanya apakah ada dampak yang dialami anak atau istri bapak setelah menonton tayangan sinetron? Menurut beliau ada dampak dari menonton sinetron bagi keluarganya, terutama dampak untuk anaknya yang ke 3 bernama Abadi dan anak yang ke 4 yang bernama sofi. Dampak yang dialami Abadi yaitu jika menonton sinetron  tidak mau di ganggu sama sekali, hal ini membuat sang anak menjadi susah dibilangin oleh orang tua, membantah orang tua, dari cara bicara sang anak terhadap orang tua yang agak kasar. Anaknya yang keempat terlihat ada perilaku yang kurang suka marah sama orang tua, susah di bilangin oleh orang tua, dan ada peniruan gaya hidup dari sinetron. Dampak dari sinetron telah merubah pola pikir kedua anaknya, dengan seringnya mereka menonton sinetron. Tapi menurut bpk Anhar, prilaku meniru tayangan sinetron yang dialami anaknya masih dibatas kewajaran dan masih bisa di kontrol dengan baik.
Berapa lamakah si anak menghabisakan waktu untuk menonton sinetron di rumah? menurut bpk Anhar, beliau mempunyai peraturan kepada si anak, sebelum mereka menonton tayangan sinetron yang disukai olah si anak tersebut. Mereka harus menjalani beberapa peraturan yaitu menjalankan shalat maghrib atau isya, lalu mereka harus membaca al-quran, belajar. Peraturan ini dijalankan sampai jam 7 malam, setelah peraturan itu diselesaikan semua baru si anak boleh menonton tayangan sinetron di rumah sampai jam 9 malam, beliau mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh si anak maupun yang dilakukan keluarga di hentikan pada jam 9 malam, pada jam ini semua harus sudah tidur dan tidak ada yang beraktivitas lagi. Beliau mengatakan juga ada kegiatan bebas untuk menonton sinetron kepada ibu atau anak yaitu pada malam sabtu, dan malam minggu.
Apakah ada dampak negative yang dialami oleh warga sekitar kampung sawah lama ini? menurut bpk anhar pengaruh yang ditimbulkan oleh sinetron terhadap gaya hidup di kampung sawah lama ini, menurut beliau biasa-biasa saja prilakunya masih dibatas sewajarya, tetapi sinetron yang ditonton setiap hari oleh warga kampung sawah lama ini menurut beliau, sudah suatu kewajiban bagi warga sini untuk menonton tayangan sinetron di rumah setiap hari, tidak ada batasan waktu untuk menonton tayangan sinetron ini.
Apakah ada perubahan prilaku yang negative dari anak-anak remaja kampung sawah ini yang menonton sinetron? beliau mengatakan adanya kegiatan meniru dan mencontoh gaya hidup yang mewah bagi anak remaja kampung sawah ini, contoh kecil saja yaitu seorang anak mengikuti model gaya berpakaian anak orang kaya, mempunyai Hp yang mahal, dan mempunyai motor yang baru. Padahal dari perekonomian keluarganya si anak ini bisa dibilang kurang mampu atau hidup serba pas-pasan, jadi si orang tua mencari uang atau mencari utangan kepada orang untuk mencukupi kebutuhan si anak yang bergaya hidup mewah yang meniru dari penayangan sinetron.
Harapan bapak anhar agar penayang sinetron itu berpengaruh tidak baik bagi masyaarakat, tetapi sinetron mempunyai pengaruh positif buat masyarakat dan mendidik buat anak? menurut bpk anhar, mungkin tayangan sinetron itu harus mempunyai sifat yang mendidik bagi anak maupun kelurga. Masalahnya 90% sinetron padaa zaman ini yang ditonton oleh masyarakat kampung sawah lama mempunyai sifat yang tidak mendidik bagi keluarga maupun anak.
Menurut bapak adakah perubahan yang dialami oleh istri setelah menonton sinetron di rumah? Menurut bapak anhar tidak ada perilaku yang berubah terhadap istrinya walaupun istrinya suka menonton sinetro. Sang ibupun mengatakan bahwa di menonton sinetron hanya mengambil yang baiknya saja dan tidak untuk di tiru. Sehingga tidak ada permaslahan rumah tangga dalam keluarga pak Anhar.
b)     Pendapat Ibu Badriah
Saat kami meberikan pertanyaan, menurut ibu adakah perubahan yang dialami ibu setelah menonton sinetron setiap hari? Menurut ibu tidak ada karena ibu Badriah bisa memilih mana yang dapat di  jadikan contoh, beliau juga mengatakan menonton sinetron hanya untuk hiburan saja. Jadi tidak ada waktu yang dilalaikan karena beliau bisa mengatur jam nontonya, tanpa mengangu pekerjaan rumah tangga dan tanpa melalaikan hak keluarga yang lain.
Apakah selama ibu menonton sinetron ada perubahan perilaku sehingga ibu melawan kepada suami? Tidak
c)      Pendapat Anak-anaknya
Abadi Azhar
Apakah abadi pernah melihat perilaku ibu atau bapak yang kurang baik, misalnya meniru adegan sintron yang negative? Tidak, karena yang saya lihat ibu dan bapak selama ini tidak pernah ribut.  Dan hubungan ibu dan bapak selam ini baik-baik saja tanpa ada pertikai yang terjadi dalam keluarga. Dan saya rasa dampak sinetron terhadap orang tua saya tidak terlalu signifikan.
Saat di Tanya kepada anaknya abadi azhar, film apa yang paling kamu suka? Saya sangat suka nonton film Cinta Cenat Cenut yang ditayangkan ditransTV setiap hari jum’at jam 19.00 sampai dengan jam 20.00 .Yang sangat saya sukai dari film ini adalah karakter pemainya keren-keren, kaya-kaya dan memiliki kehidupan yang serba ada.