AKTIVIS RELAWAN MAHASISWA INDONESIA

TMII

TMII

Kamis, 26 November 2009

Mullan Omar'' Amerika Pasti Kalah di Afganistan

Amerika Serikat dan sekutunya, pasti akan kalah dalam memerangi Taliban di Afghanistan, meskipun pemerintah Amerika mengirim lebih banyak lagi pasukan ke Afghanistan, ujar Mullah Omar. Dalam transkrip pernyataannya yang sudah diterjemahkan itu, dan disiarkan hari Rabu kemarin, mengatakan, realitanya Afghanistan itu sangat sederhana, ujarnya.

"Kamu dan sekutu kamu pasti akan kalah, dan tidak akan ada perubahan, jika kamu mengirim tentara lebih banyak, dan tidak akan ada yang dapat kamu capai, karena logikanya kekuatan militer itu, tidak akan mempunyai pengaruh apapun terhadap para pejuang mujahidin, dan kamu tidak akan pernah dapat mengontrol rakyat Afghanistan, hanya dengan kekuatan pisik, atau dengan sikap munafik kamu, yang seperti setan", tegas Mullah Omar.

Namun, pernyataan Mullah Omar dalam bentuk bahasa Arab dan Pashtun itu, tidak dapat dikonfirmasi, dan CNN berusaha mengkorfimasi, tapi tidak dapat mendapatkan jawaban. Selanjutnya, pernyataan Mullah Omar, yang sudah diterjemahkan itu, menyatakan, "Silakan anda melakukan pendekatan yang ramah, sebagai langkah untuk memerangi musuh (Taliban), dan kami akan terus berjuang, dan sebuah tirani akan ditolak oleh siapapun di muka bumi ini", ucap Mullah.


Pernyataan Mullah Omar, tak lama sesudah munculnya suara-suara dari Gedung Putih, yang akan mengirim lebih banyak lagi tentara ke Afghanistan. Selasa kemarin, Obama menegaskan akan mengirim lebih banyak lagi tentaranya ke Afghanistan, sebagai bagian menuntaskan misinya di Afghanistan, seperti yang disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs.

Obama memerintahkan tambahan pasukan antara 20.000 sampai 35.000 pasukan, yang jumlahnya nanti akan mendekati jumlah lebih dari 100.000 pasukan Amerika yang ditempatkan di Afghanistan. Sementara itu, panglima pasukan Nato di Afghanistan, Jendral Mc Chrystal meminta tambahan pasukan sebanyak 40.0000 untuk menghadapi Taliban. Ini sebagai langkah Amerika untuk memerangi Taliban dan Al-Qaidah yang sudah berlangsung sejak tahun 2001.

Semenara itu, Presiden Hamid Karzai terus mencoba mendekati para pemimpin Taliban untuk berdamai, dan ingin memasukkan ke dalam pemerintahan baru di Afghanistan, tapi tidak ada yang bersedia bergabung dengan Karzai.

Karena menurut mereka, seperti yang disampaikan juru bicara Taliban, Qari Muhammad, bahwa Karzai itu, tak lain adalah hanya 'boneka' Amerika. (m/cnn)

Tidak ada komentar: